Friday, December 30, 2016

Review Alisha Anjani Wedding Organizer


Happy New Year!!!

Seneng banget seneng banget seneng bangeeeeettt...

Alhamdulillah acara pernikahanku di Balai Sespimma Selapa Polri, Minggu, 18 Desember 2016 kemaren berjalan lancar, segala sesuatu diberi kemudahan dan berjalan sesuai rencana. Terima kasih Ya Allah, I love YOU!.

Kita Review satu-satu yah. Berhubung aku ambil paketan di Alisha Anjani, jadi semua yang aku review di laman ini ya vendor-vendor Alisha Anjani hehe, dan Alhamdulillah menurutku keputusan ngambil paketan dari Alisha Anjani ini tepat banget karena aku dan suami puas banget sama kinerja Tante Uti dan Tante Yaya yang sudah banyak aku repotin mulai dari H-9 Bulan ketika aku teken kontrak dengan Alisha Anjani :)

Nah, Pertama, kita mulai dengan mereview Rias dan Busananya dulu yaaaa... dimulai dari fitting para among di H-3 Minggu, Di hari Jumat yang cerah, ketika jam kantor menunjukkan pukul dimana kaum Adam harus segera melaksanakan Ibadah Solat Jumat, aku cabut dari kantor, pesen guojek (ketar-ketir ga ada yang mau soalnya hampir waktunya Solat Jumat) dan ternyata dapat dengan mudah. Abang guojek agak ngebut, rupa-rupanya doi ngejar Adzan wkwkwk... maaf Bang :) Tiba di sanggar dengan selamat, langsung dibungkusin dengan tas besar pakaiannya yang akan dijadikan Sample Among Tamu dipernikahanku oleh Mba Santi. Untuk Review baju Among, semua bagus-bagus, ga ada yang kekecilan, ga ada yang kebesaran. Riasannya juga okeh punya, sepupu, ponakan dan teman-temanku jadi manglingi semua, cuakep-cuakep. Kurangnya hanya satu, Kebaya penerima tamu tiba-tiba berubah tanpa konfirmasi di Hari H. Untungnya kebaya yang dituker tetap cantik, jadi mau protes ga jadi, cuma warnanya agak Out Of Topic sedikit, tapi masih masuk lhaaa... Karena kebaya gantinya tetap cantik, aku juga ga keingetan mau tanya kenapa diganti di hari H, hehe.

Para Among Tamu sing ayu ayu dan gagah perkasa
Lanjot, Rias dan Busana Akad. Berhubung paketan untuk Rias dan Busana dari Alisha Anjani bener-bener All in dan khusus yang Paketan berhak untuk mendapatkan Rias dan Busana yang exclusive (Boleh pilih yang mana ajah, mulai dari yang paling murah sampai yang paling mahal tanpa tambahan charge apapun, juga boleh pilih perias manapun tanpa tambahan charge, dan ini tidak ditawarkan kepada mereka yang cuma ambil rias dan busana saja, kecuali mau dikenakan tambahan charge), awalnya untuk akad aku pilih kebaya model rose yang cantik banget dengan bawahan kain batik. Namun saat Fitting terakhir, Tante Uti menawarkan koleksi terbarunya, yaitu Gaun Bridal putih full payet exclusive yang cantik pake banget. Katanya. "Diah, Tante ada Gaun baru, cuma modelnya bridal gitu, kemaren baru dipakai untuk resepsi internasional, cuma menurut tante kalau dipakai akad sama kamu pasti cakep banget!" Nah, digituin siapa yang ga tergiur??? Dan begitu lihat gaunnya, emang cantik bangettt! Mengingatkan diriku dengan gaun Sandra Dewi kemaren, (Modelnya lho yaaaa... bridal, bukan kualitas maupun detailnya hahaha). Langsung deh tak coba, dan begitu lihat penampakanku di cermin, langsung nyahut, "Tante, aku jadinya pakai ini untuk Akad yaaaa...". Untuk Akad, aku memang tidak mengusung tema tertentu seperti Resepsi yang mengusung adat Jawa (Solo).

Hari H, Perias pengantin yang merias aku di panggil Bu Dhe (lupa nanya namanya) dan Pak Dhe yang mendandani Kang Masku jadi guanteng tenaaannnn! Menurut teman-teman yang hadir, Riasannya si Bu Dhe ini membuat diriku manglingi tenan, cantik! (GeeR banget hahaha). Tapi yang jelas, pas aku dirias, mata Kang Mas tak henti-hentinya menatap wajahku. Aih...

Aku suka riasan kepala baik pada saat Akad maupun Resepsi. Untuk Akad, Bu Dhe menghias kepalaku dengan perpaduan warna putih dan silver dan padu padan berbagai headpieces yang indah membuat diriku berubah bak Putri Raja! Apik tenan! Berikut Foto riasanku untuk Akad Nikah:


Selfie with Bridesmaid kesayangaaaannn...
credit: Net's Photography
SAH! credit: Net's Photography

Awalnya takut kalau riasan kepala ini bakal kurang nendang dan berniat hunting headpieces sendiri, tapi pas what's up an sama Tante Uti, beliau bilang, "Kalau pengantin, semua dari Alisha Anjani, ga perlu nambah apa-apa". So, aku tenang, dan benar saja, riasan kepala baik akad maupun resepsi heitz banget, aku suka aku suka aku sukaaaa...
My New Family. credit: Net's Photography

Untuk riasan Resepsi, aku dan suami mengusung adat jawa, tapi tidak mau menggunakan Paes karena masih berkesan tidak berhijab walau sebenarnya dimodifikasi hijabnya. Suami dan keluarga besar kurang berkenan. Tapi menurut Mba Santi, adat jawa tanpa cundhuk mentul dan bunga melati itu kurang nampol, beliau bilang nanti hijabnya tetap muslimah biasa namun dimodifikasi agar serasi dipasangkan dengan cundhuk mentul dan bunga melati. Aku yo manggut-manggut wae.

Hasilnya??? Sukaaaa banget! Si Bu Dhe-nya jago banget nget nget!!! Meski model riasnya hijab tanpa paes, berkat penataan headpieces, bunga melati, dan cundhuk mentul ala Solo yang cantik dan apik, Riasanku Jawa banget! Ditambah lagi dengan Kebaya Beludru hitam panjang payet Gems exclusive (kata tante uti, yang jahit kebayaku ini sama dengan yang jahit kebaya dipernikahan anaknya Jokowi, So, kebaya ini exclusive dan tidak disewakan selain yang ambil paketan). Kebaya Beludrunya cantik banget, modelnya kutubaru ekor panjang berhias payet dari gems yang terlihat elegan dan memang terlihat berkelas banget! Pokoknya aku SUKA!

Duet maut Bu Dhe dan Pak Dhe menghias diriku


credit: Net's Photography


credit: Net's Photography

credit: Net's Photography

credit: Net's Photography


credit: Net's Photography

credit: Net's Photography

Selanjutnya DEKORASI! Berhubung diriku jadi manten, malah ga kesempetan buat ambil foto dekorasinya secara puas, hanya sepintas dan itu WOW sekali! Dekorasinya bagus banget!!! Awalnya aku pesimis soalnya Balai Sespimma Selapa Polri ini bentuknya kurang menunjang keindahan dekorasi, eternitnya juga kurang tinggi. Tapi setelah melihat hasil kinerja Pak Yayan dan team dekornya, diriku tak bisa berkata apa-apa. Sepintas ajah terlihat cantiknya minta ampun. Setiap sudut ada hiasannya, ga ada space kosong yang ga dihias. Pohon Mapel Gold-nya ada dua, aku kira bakal dikasih satu saja, (yang udah syukur ga ada tambahan charge apapun buat pohon maple, secara di tempat lain, pohon mapel kena tambahan charge) ternyata dua, satu di meja Buffe, satu untuk foto-foto para tamu, yang emang cantik banget, warnanya gold sesuai dengan warna yang menjadi tema pernikahanku. Dekorasi buffenya seperti yang lain, cuantike puoll, berhias pohon mapel emas, udah berasa makan di bawah pohon mapel di kala musim semi di luar negeri, cuantikkkk! 

Bukan hanya Pohon Mapel Gold yang dikasih dua, pergola pun dua, dan dua-duanya cantik banget, serta penempatannya sangat apik sekali. Pertama ditempatkan ketika tamu masuk, dan yang kedua ditempatkan di aula utama untuk kirab pengantin. Aku suka keduanya, meski yang di aula utama lebih aku suka karena bentuknya yang kubah full bunga mulai dari kaki tiangnya, dan ini aku dapatkan secara free (hasil survey kemaren, mostly di W.O. lain yang menyediakan paketan, untuk pergola jenis ini ada tambahan charge yang harganya lumanyun, diantaranya ada yang menyebut Rp. 2.500.000,- untuk penambahan pergola model kubah begini).

Karpet jalan pengantin berhias taburan kelopak bunga mawar berwarna putih yang indah sekali, karpet ini ditengah acara digulung karena takut rusak, secara aku lihat dari atas pelaminan ajah ngeri banget, bocah-bocah kepo banget sama kelopak bunganya, sampai-sampai ada yang mau nyabut, untung berhasil dicegah orang tuanya, hahaha...

credit: Net's Photography

credit: Net's Photography

credit: Net's Photography

Dekorasi Alisha Anjani, credit: Net's Photography
Selanjutnya yang paling utama adalah dekorasi pelaminan. Request aku ke Tante soal pelaminan cuma gebyok putih yang cantik dan full bunga dan hiasan, dan dikasihnya super sekali! (Catatan: Gebyok Putih di Alisha Anjani free lho, soalnya sempet survey ditempat lain, gebyok putih nambah charge, dan salah satu W.O. menyebut Rp. 1.500.000,- untuk biaya tambahan gebyok putih, kan lumanyuuunn). Pelaminannya indah, full bunga, properti, dan hiasan, serta diujung-ujungnya ada gunungan yang menambah suasana Jawa pada acara resepsiku. Warna-warni bunganya pun aku suka semuaaaa... LOVE THEM ALL!!!
credit: Net's Photography


Sedikit penampakan dekorasi, aku juga jatuh cinta sama lampu kristalnya
Nah, sekarang saatnya membahas CATERING!!! Pertama-tama, makanan setelah acara akad. Makanan setelah akad ini merupakan bonus yang diberikan Alisha Anjani, jadi tidak ada penambahan apapun untuk menu ini. Jumlahnya 100 porsi dan boleh pilih antara lontong sayur atau soto sulung. Awalnya kita memilih Soto Sulung, namun ketika Technical Meeting, Tante Uti menawarkan Nasi Kebuli sebanyak 100 porsi plus Teh dan Kopi yang langsung disetujui serentak oleh keluargaku. Jadilah menu akad Nasi Kebuli yang rasanya enak banget!!! Serius enak banget... malah menurut temanku "Nasi Kebulinya Enyak bianget Di!". Saking enaknya, ada yang enggak kebagian, sedih aku T.T

Menurut Tante Yaya ada yang engga kebagian karena pas akad yang datang lebih dari 100 orang, tapi menurutku dan Kang Mas, jumlah orang mungkin ga sebanyak yang Tante Yaya duga, tapi berhubung Nasi Kebulinya enak, jadilah tamu-tamu pada kalap ngambilnya, hehe. Tapi ciyus, nasi kebulinya Alisha Anjani, JUARA! 50 porsi Siomay yang sedianya untuk gubukan ketika resepsi pun dialokasikan untuk makanan setelah akad guna menghindari kelaparan lebih lanjut karena engga kebagian Nasi Kebuli, haha.

Selanjutnya Resepsi. Untuk Resepsi, aku ambil paket D yaitu paket 500 Undangan dengan rincian:

Buffe Utama 800 Porsi+ Bonus Buffe Keluarga 50 Porsi
  1. Nasi Putih
  2. Nasi Goreng Baso Sosis
  3. Ayam Kaleo
  4. Beef Teriyaki
  5. Kakap Asam Manis
  6. Soup Kimlo
  7. Asinan Betawi

Gubukan: 
  1. Sate Ayam 2 Gubukan @ 200 porsi ------------- 400 porsi
  2. Siomay 2 Gubukan @ 200 porsi-----------------  400 porsi
  3. Bakwan Malang 2 Gubukan @ 200 porsi------- 400 porsi
  4. Zuppa Soup ----------------------------------------- 200 porsi
  5. D'Crepes  -------------------------------------------- 200 porsi
  6. Es Doger -------------------------------------------- 200 porsi
Additional Buffe (Karena Undangan aku lebih dari 500 undangan) 100 porsi

Alhamdulillah wa Syukurillah, pada acara Resepsi makanan yang disediakan berlimpah (Berlebih, lebih tepatnya, karena keluarga bawa pulang sisa makanan banyak banget!!!). Aku salah perkiraan juga sih, harusnya pede ajah ga usah nambah Buffe 100 porsi, tapi kan lebih baik lebih dari pada kurang tho??? Persentasi tamu yang hadir 67% saja ternyata, mungkin karena pernikahan di bulan Desember lagi padat, jadi tamu menyebar, hehe.

Pihak Catering pelayanannya oke, makanan yang memang tersisa dibungkus rapi dengan plastik makanan yang sudah disediakan pihak Catering, jadi mudah dibawa pulangnya. Soal rasa, berhubung diriku sempet nyobain walau buru-buru di akhir acara, jadi aku bisa menilai, enyaaaakkkk... Kang Mas juga bilang, ini enak banget!!! (Meski diriku curiga beliau sebenarnya lagi kelaparan karena berdiri dua jam full menguras energy, eaaaakkk). Tapi memang Kang Mas lahap banget makannya, terutama sate ayamnya, ada kali doi nyebut enak sampe tiga kali sambil ngunyah, haha

Untuk gubukan, kalau kata temen gue sih, enak-enak bangetttt! berhubung gue ga nyobain, yah... percaya aja deh, toh gubukan ludes semua engga bersisa sepotong pun!

Selanjutnya review Master Of Ceremony. Berhubung kita berdua fokusnya ama tamu, ga ngeh deh siapa nama MCnya, yang jelas cowok, dan beliau menggunakan Bahasa Jawa Halus (Kromo Inggil) pas kirab dengan lancar, dan beliau juga ramah banget sama kita sekeluarga, kalau bertanya sopan banget, Bahasanya ketika memandu acara juga halus banget, namun tetap luwes, hanya saja ketika acara foto-foto bersama penganten, beliau agak kurang sering memanggil tamu dalam daftar fotonya, jadi deh yang harusnya di foto pada keenakan makan atau malah udah pulang duluan, dan akhirnya acara foto-fotonya jadi molor, hahaha... Untung masih tetap banyak yang foto-foto meski waktunya agak sedikit over.

Selanjutnya Photography dan Video Shooting. Nah ini kalau ngga salah ada dua orang Mas-mas yang aktif banget motoin kita berdua. Terutama Fotografer utamanya, beliau lincah banget, dan yang paling penting ramah dan murah senyum. Doi sabar banget ngatur orang-orang yang mau berfoto satu persatu sambil tetap senyum. Mereka dari Net's Photography yang hasil foto-fotonya sebagaimana sudah aku post di atas. Oiya, aku coba cari di google soal Net's Photography tapi engga menemukan informasi apa-apa. Untuk hasil fotonya bisa dilihat sendiri dari foto yang sudah aku upload di atas, kalau menurutku hasilnya lumayan oke dan berhubung sudah include pada paket, aku memang ngga terlalu concern soal fotografi. Untuk hasil video shooting menurutku cukup baik, tidak terlalu wah, tapi engga jelek kok, lumayanlah. Jangan dibandingin sama hasil karya video shooting pernikahannya Nabila Syakieb, Chelsea Olivia dan Sandra Dewi lho yaaa hehe.. Dari Net's Photography kita dapat Album Photo yang cantik banget layoutnya, dicetak di atas hardpaper dengan kualitas cetak yang bagus, dan disimpan dalam box album yang elegan banget.  Kita juga diberi dua keping CD yang berisi:
  1. Video yang terdiri dari beberapa menit cinematic video dan full video acara mulai dari akad hingga resepsi selesai dan;
  2. Photo-photo seluruh rangkaian acara mulai dari pengantin di rias hingga pemotretan di akhir resepsi pernikahan.
Organ Tunggal ga boleh ketinggalan nih. Kemarin yang nyanyi perempuan, suaranya enak, Kalau ga salah namanya Mba Mega. Aku sodorin 25 list lagu, beliau nyanyikan semua, hafal dan tanpa cela, termasuk lagu Malam Bainai yang agak OOT sama tema acara resepsi adat jawaku (Requestan emak yang orang minang, hehe).

Buku Tamu diberikan gratis dua buah, namun karena aku sudah membuat Guestbook yang custom made, jadilah buku tamu dari Alisha Anjani kubawa pulang tanpa ada satu coretan pun :)

Most of All, aku puas banget dengan hasil kerja Alisha Anjani, terutama Tante Uti dan Tante Yaya yang terjun langsung di Hari H, mengorganisir segala sesuatunya sehingga acara berjalan mudah dan lancar. Thanks to both of them.

Namun semua itu kembali lagi kepada kuasa Allah S.W.T. yang memberikan limpahan nikmat dan berkahNya pada hari H sehingga cuacanya cerah, tamu yang berdatagan cukup banyak, dan makanan yang disajikan berlimpah, Alhamdulillah :)

Sekian review dariku untuk Alisha Anjani yang Top Markotop. Aku mau melanjutkan Honeymoon dulu hehe...

Thanks for reading, guys :)

Monday, August 15, 2016

Review Vendor Undangan: Abadi Card Pasar Tebet Barat

Happy August everyoneee...

H minus empat bulan!!! Masih kecepetan sih sebenernya kalau mau mulai hunting undangan, karena biasanya para capeng hunting undangan kira-kira H minus dua atau tiga bulan, tapi bagaimana lagi... hati ini sudah tak sabar, haha. Lagipula ga salah juga kalau mau ngurus undangan duluan, kan? Mumpung belum terlalu repot dengan hal-hal terkait pernikahan yang emang bakalan bikin pusing dan njelimet menjelang hari H, ga salah kalau kita mau nyicil soal undangan dari sekarang, ya kaaaan???

Sebenarnya aksi hunting-hunting ini udah gue mulai bersamaan dengan hunting gedung waktu itu, cuma melalui internet haha, blog and instagram help a lot for this one! Gue banyak melakukan blog walking yang cukup membantu dalam mengefisienkan dan mengefektifkan proses hunting undangan ini, mulai dari vendor, model undangan, tema, bahkan font undangan pun gue putuskan berdasarkan hasil blog walking and kepoin akun para vendor undangan di instagram.

Nah,  yang hasilnya reviewnya lumayan positif berdasarkan hasil blog walking gue itu ada Abadi Card, Putra Karya, Duta Graphia, dan Trans Pekalongan Printing Tebet. Nah, gue hanya mencatat empat toko saja, ga perlu banyak-banyak. Mengapa? Karena gue belum pernah ke Pasar Tebet Barat, so gue ga mau rempong-rempong blusukan nyari satu-satu semua toko yang udah gue list tadi.

Selanjutnya kepoin Instagram. Wuih, jaman sekarang enak banget yaaaa... tinggal ketik hastag undangan, nongol semua katalog undangan berbagai akun vendor undangan di dunia maya. Ga pake blusukan, ga pake keringetan! Sesuatuhhh...

Hunting via instagram beneran bikin galau, bentar-bentar lo bakalan gonta ganti tema. Yang awalnya mau konsep biasa ajah tuh, yang model lipat tiga kertas embos, tiba-tiba lo pengen temanya full flower, ganti lagi, pengen tema undangan 3D gitu, ganti lagi pengen yang jawa banget, trus pengen tema rustic, sampai gue sempet mupeng banget sama undangannya si Putri Titian dan Junior Lim, Rustic dari Kayu asli diukir dengan laser gitu... pas lihat dimana pesennya, langsung ciut, kayaknya mahal pake banget, haha (maklum Capeng Irit).

Dari Instagram, gue cukup tertarik dengan akun @scrapcard.id, vendor ini memproduksi undangan rustic handmade, so undangan lo bakalan autentik dan limited banget, harga yang ditawarkan melalui pricelistnya pun beragam, namun cukup affordable, yang paling bagusnya (model rustic dalam box gitu) untuk 500 s.d. 700 pcs di hargai Rp. 22.500,- dan yang paling murah model softcover ukuran 15 x 15.5 cm gitu di hargai Rp. 5000,-. Kalau beli di atas 700 pcs, bisa lebih murah lagi... dan sekali lagi, produknya handmade lho, jadi rustic-nya dapet banget!

Cuma sayang, Kang Mas kurang berkenan karena vendor ini berdomisili di Palembang. Bukan apa-apa, tapi untuk menghindari komunikasi yang sulit (alias ga bisa disamperin), Kang Mas lebih memilih vendor yang berlokasi di Jakarta saja. Hiks.

Di Instagram, gue juga mencari akun-akun vendor di Pasar Tebet Barat, salah satunya Duta Graphia dan Abadi Card. Wuah, bahagianya akoh... tanpa harus blusukan nemu dua vendor tebet inceran di IG, hahai. Mulailah aksi kepo-kepo gue. Akun Duta Graphia di lock, jadi kita harus request untuk follow mereka. Beberapa hari kemudian (IG-nya jarang diupdate kali ya) request gue diterima. Di Duta Graphia, undangan single board 2 warna ukuran 16.5 x 23 cm dihargai Rp. 9000,- dan ukuran yang agak besar sedikit Rp. 10.000,- untuk minimum pesanan 500 pcs. Uhuk... di luar budget gue semua sodara-sodaraaaa.... FYI, undangan nikahnya Fedi Nuril dan Vanny Widyasasti yang buat Duta Graphia lhooo... Wajarlah ya kalau harganya di luar budget gue, apalah akoh ini dibanding Fedi Nuril, hanya remah-remah rengginang :D
Courtesy to IG @dutagraphiatbt

Next, akun Abadi Card! Akunnya banyak ternyata, ada dua atau tiga akun dengan nama abadi card, dan hanya satu yang isinya mumpuni, alias ada katalog undangannya, itu pun tanpa caption apa-apa, yang lain sepertinya akun pribadi pemiliknya. Tapi, dari sedikit gambar yang dipost di akun tersebut, ada satu model undangan yang klik di hati gue. Gue suka, modelnya sesuai dengan kriteria dan nyambung sama tema acara pernikahan gue nanti. Adat Jawa!

Kriteria undangan dalam hal tema yang gue inginkan sebenarnya ada dua, yaitu Rustic atau Adat Jawa. Berhubung vendor undangan rustic yang menurut gue oke banget itu berdomisili di palembang, so let's try Adat Jawa. Adat Jawa ini biasanya ga jauh-jauh dari batik, wayang dan gunungan, artinya, undangan gue nanti harus mengandung di antara ketiga hal tersebut. Selanjutnya, undangan gue nanti haruslah unik dan autentik (itulah kenapa gue pengen rustic!). So engga pasaran dan ga banyak yang nyamain. Kriteria berikutnya adalah undangan gue harus ON BUDGET! penting banget ini saudara-saudarah! Gue menganggarkan undangan sebanyak 650 pcs dengan harga Rp. 6.500,-/pcs dan itu sudah harus memuat semua kriteria gue di atas (Gue type calon penganten yang mau banyak, tapi uang tidak mendukung, hehe).

Model yang gue incar adalah Single Board Full Color with Flower, Gunungan Die Cut, dengan frame batik pada amplopnya. Jawa banget pokoknya dan Kang Masku pun sukaaaa... Sooo... begitu Kang Mas berkunjung ke Jakarta, sehabis melepas kangen (LDRdotcom), langsung ajah gue ajak fitting baju di Sanggar Alisha Anjani dan lanjut menuju Pasar Tebet Barat. Dengan mengandalkan aplikasi waze, kami pun selamat sampai tujuan.

Sebelumnya gue pernah main ke Blok M Square lantai basement yang ada banyak jualan buku-buku bekas, trophy, plakat, dan undangan. Di salah satu toko undangan di sana, gue menemukan model undangan yang gue incar, dan dikasih harga Rp. 12.000,-/pcs. Gue pun shocked! Gue juga pernah menanyakan harga untuk model undangan yang sama di IG @galeriamori yang katanya tokonya juga berada di Pasar Tebet Barat dan mereka dengan sadisnya memberi harga Rp. 13.500/pcs untuk 650 pcs undangan! Alamak... apa kabar Abadi Card???

Memasuki Lantai Basement Pasar Tebet Barat dari arah parkiran motor, kami berdua terkesima. Mesin-mesin cetak bersuara bising berbaris sibuk memproduksi ribuan undangan, tumpukan-tupukan kertas undangan bertebaran, para pekerja sibuk  melipat, menggunting, dan merekatkan secara manual undangan-undangan yang menjadi pesanan. Belum lagi para couple, ibu-ibu, mba-mba, mas-mas yang berseliweran sibuk dengan urusannya masing-masing. Ada yang baru tanya-tanya harga, ada yang minta edit undangan, ada yang sibuk menghitung eksemplar undangan... begini penampakannya,

Mesin-mesin pencetak undangan
Pasar Tebet Barat ini benar-benar surganya undangan!!! Ga salah kalau capeng seantero Jakarta bikin undangan di sini! Stand percetakan undangan bertebaran di lantai basement pasar ini. Ada yang ukuran kuecil banget, dan ada yang legaan sedikit! Ada yang sumpek habis-habisan, dan ada yang adem macem Duta Graphia (Panteslah ya harganya mahalan dikit hehe). Kalau ukuran rata-rata percetakan satu stand, Abadi Card dan Duta Graphia ini ukurannya agak legaan sedikit, dua stand jadi satu. Tapi entah mengapa, stand Duta Graphia kelihatan lebih elit githu (mungkin karena mindset gue ajah kali yah pas tahu harga undangannya, haha)

Dari arah parkiran di lantai basement, Toko Abadi card agak sulit ditemukan. Tapi kalau dari gerbang masuk pasar yang dekat dengan ATM Gallery, toko ini mudah di temukan. Tinggal turun satu kali dari tangga yang paling dekan dengan ATM Gallery tadi dan langsung belok kanan. Jalan sampai ke pojok, dan di sanalah Abadi Card berada. Kalau Duta Graphia malah tinggal turun tangga, nengok ke kiri... nah, there it is! Haha...
Abadi Card di pojokan, maaf Blur hehe
Tampak dalam

Kami dilayani Mba Tiwi, Marketing Abadi Card (CP: 089622994355) dan tanpa Ba Bi Bu, kami langsung menanyakan model yang kami inginkan. Mba Tiwi pun mengambilkan contoh undangan yang kami maksud. Melihatnya secara nyata membuat mata gue berbinar-binar, "Wuahhh, baguuuuss... ini berapa mba?"
"Buat berapa undangan?" seraya dengan lincahnya meraih kalkulator
"650 undangan mba"
Tungitangitung, "Rp. 6.500,-/pcs belum termasuk poly emboss untuk nama pengantin Rp. 500.000,-)"
WHAT??? That's my Price!!! What the hell!!! They said it's more than Rp. 12.000,-!!!
Dengan mencoba untuk tetap cool gue pun bertanya, "Kok mahal mba, aku kan pesen banyak... kurangilah mba, Rp. 6.000,-/pcs boleh ya mba?"
Mba Tiwi pun melakukan kode-kodean dengan seseorang yang tampak sibuk dari tadi di depan komputer, beliau adalah Uni Rikha, designer sekaligus Owner dari Abadi Card. Si Uni pun memberi sinyal setuju, dan gue pun nyengir bahagiaaaa... kyaaaaaaa!
Uni Rikha, Designer sekaligus Owner Abadi Card

Namun ternyata harga tersebut hanya termasuk kartu ucapan terima kasih, belum termasuk dengan poly emboss nama pengantin Rp. 500.000,-, plastic yang pada saat itu dihargai Rp. 30.000,-/100 pcs, dan kupon souvenir seharga Rp. 30.000,-/100 pcs. Jadi total biaya yang dikenakan ke gue (Rp. 6000.- X 650) + Rp. 500.000,- + Rp. 210.000,- + Rp. 210.000,- Berapa tuh??? hitung sendiri hehe...

Gue pun membayar down payment sebesar Rp. 500.000,- untuk mengikat harga. Mba Tiwi pun meminta kita untuk menuliskan draft detail isi undangan dan menjanjikan design awal undangan akan segera dibuat dan dikirim melalui email kurang lebih tiga hari sejak hari ini. Setelah Design direvisi dan kita sudah deal dengan design tersebut, kita harus membayar 75% dari total harga untuk naik cetak, undangan jadi kurang lebih dua mingguan sejak kita melunasi pembayaran yang 75% tadi. Setelah barang jadi, kita membayar sisa pembayaran dan barang dapat dibawa pulang.

Benar saja, tepat tiga hari kemudian, Uni Rikha mengirim design awal undangan gue. Dengan semangat empat puluh lima, gue pun merevisi undangan tersebut, dan email-emailan antara gue dan uni Rikha pun di mulai. Kita juga bisa menghubungi uni Rikha melalui What's Up, dan melakukan request dengan WA beliau. Memang jarang di balas (tapi pasti di read), namun uni Rikha cukup sigap dengan memenuhi permintaan kita langsung dengan mengirim via email revisi undangan yang kita minta.

Gue cuma butuh waktu tiga hari untuk merevisi undangan, dan gue pun dengan semangat mau membayar 75% untuk naik cetak. Namun Mba tiwi berkata, "Mba yakin mau naik cetak sekarang? Mba kan acaranya masih 4 Bulan lagi, yakin nanti ga ada revisi lagi?"

Gue pun galau dan langsung menghubungi Kang Mas. Beliau sependapat dengan Mba Tiwi, jadi gue pun menunda proses naik cetak menjadi bulan September.

Daaaannnn... Abadi Card ini bener-bener On Time banget lho! Dua minggu setelah membayar 75% dari total pembayaran, pihak Abadi menghubungi gue melalui telpon dan memnginformasikan kalau undangan gue sudah jadi dan siap diambil. Gue bersama bokap nyokap pun langsung meluncur di hari Sabtu paginya ke Pasar Tebet Barat. Ga sabar pengen lihat hasilnya.

Hasilnya??? sukaaaa banget! Amat sangat memuaskan. Bentuk dan modelnya jawa banget, simple, autentik, tradisional, dan ga pasaran. Begini penampakannya:
Draft Cover



Draft Isi (Board Undangan Gunungan Diecut)
Jangan lupa ketika undangan diambil bayar sisa pelunasan yang 25% nya yaaa... hehehe

Nah, mumpung udah sampai di Pasar Tebet, gue pun menanyai Mba Tiwi harga beberapa model undangan yang sempat gue incar, cekidot: 
Model Lipat Tiga, Hardcover emboss, Cetak Satu Warna, untuk kertas dengan warna dasar (Merah, Hitam, dan Biru) dihargai Rp. 7.000,-/pcs Min. Order 500 pcs Belum termasuk poly emboss+plastic+kartu ucapan


Model Single Board Full Color Kertas Akasia dihargai Rp. 7.300/pcs Min. Order 500 pcs belum termasuk poly emboss + plastic + kupon souvenir
Model Single Board besar Full Color dihargai Rp. 8.500,-/pcs Min. Order 500 pcs belum termasuk poly emboss + plastic + kupon Souvenir
Harga undangan bisa berbeda tergantung jenis kertas yang dipilih, so saran gue, jadilah capeng yang bijak, jangan memaksakan diri untuk membayar lebih jika kantong menjerit tidak, mungkin anggaran kita tetap cukup untuk membiayai yang kualitasnya lebih, tapi lebih baik anggaran tersebut kita keluarkan untuk sesuatu yang lebih crucial dan penting di masa depan. So, STAY ON BUDGET, GUYS!

Model undangan gue sengaja ga gue post saat ini, nanti saja kalau acara resepsinya sudah kelar hehe... So, demikian review dari gue, semoga bermanfaat, Aamiin...



Sunday, June 12, 2016

Paint Your Own Pre Wedding Pictures

Ramadhan Mubarak,

Udah bulan Ramadhan lagi ajah sodara-sodara... waktu berlalu... umur berkurang... semoga tahun depan udah puasa bareng Kangmas (apa sehhh.... Aamin ajah deh yah, haha).

Ini sudah bulan Juni, bulan Desember sudah tinggal enam bulan lagi, cepet juga yah... (lama banget sih sebenernyaaaa... udah ga sabar soalnyaaaa... hahahaha)

Well, setiap kali kondangan, sebelum masuk tempat resepsi, habis isi daftar hadir tamu dan masukin angpau, sebelum disambut sama para among tamu, kita bakalan ngelewatin sederet foto-foto ciamik sang raja dan ratu semalam semasa pacaran mereka dulu sebelum mengucapkan ijab dan qabulnya. Foto sepasang anak manusia mengenakan pakaian yang cantik dengan tema tertentu dan dipadupadankan dengan latar yang indah sekali (mostly editan) yang bikin baper para tamu undangan yang berstatus jomblowan dan jomblowati. Looks totally beautiful and perfect.

Nah gue? tiap kali gue melewati barisan foto-foto prewedding ini juga selalu baper. Gue bakalan menatap foto-foto itu dengan muka mupeng dan kemudian mendesah pilu... hufff...

Why???  

Ini semua karena Kangmas! Kenapa gegara kangmas? Karena Kangmas ga suka foto-foto, ga suka difoto, apalagi memoto dirinya sendiri alias selfie. Hampir 98% foto kangmas yang gue punya hasil candid, dan kalaupun ada foto kita berdua, itu hasil jerih payah gue minta foto berdua, hasil jerih payah gue guling-guling di tanah sambil nangis kejer... baru deh gue dapet foto berdua... itupun bisa dihitung pakai jari tangan dan kaki jumlahnya. Hiks!

Gue udah bisa membayangkan reaksi Kangmas ketika gue minta foto prewedding, dan benar saja sodara-sodara, reaksinya kurang lebih seperti ini:
 "Emang itu penting banget ya?"
"Kalau ga pake itu, acara kita ga kenapa-kenapa kan?"
"Fungsi foto-foto begituan apa ya?" 
"Gimana caranya? kan aku lagi di Solo?"
"Dua jutaan? Apa ga mending harga segitu buat nambah gubukan? kan lebih manfaat?"
dan terakhir, "Aku ga suka foto-foto!"
 Ya intinya doi emang ga mau difoto, Hiks! 

Maka gue pun berfikir keras. Ngga mau dong gue acara gue dekornya sepi banget ga ada foto-foto atau hiasan apa kek gitu! Hmmm... AHAA!! (Alay banget sih gue!) Gue dapet ide, gimana kalau gue mengerahkan sumber daya diri gue sendiri buat membuat sesuatu yang bisa di pajang di acara resepsi gue nanti. My OWN PAINTING! Yes, that's a great idea! Gue gambar portrait diri dan karikatur kita berdua dengan tangan gue sendiri, and Kangmas wouldn't say NO

Dan menurut adik gue, doi lebih suka konsep fine art painting gue dari pada foto prewed, lebih autenthic and original katanya haha... ya iyalah, wong handmade ndewe :D

Gue pun memulai Project Paint Your Own Pre Wedding Pictures dengan mengucap Basmallah. Dengan semangat empat puluh lima, gue pun pergi ke toko Artland di Poin Square buat beli kertas, pensil air, dan cat warna, yang habisnya cuma sekitar tiga ratus ribuan dan memulai proyek gue.
Hingga detik ini, proyek gue masih belum kelar, dan emang gue itu tipe artist yang mood-mood-an jadi ga bisa menyelesaikan satu artwork sekali langsung jadi, pasti ada berhentinya dulu... trus nyicil lagi, trus berhenti lagi... dan begitu terus. Gue berharap paling engga sebelum hari H, tuh gambar udah pada kelar semua hahaha.

Ini sedikit spoiler dari hasil karya gue :)

Konsep pertama "Adat Jawa", Kangmas pake blangkon

Ceritanya Kangmas bonceng gue :D


Konsep kedua "Casual"

Abaikan dindingnya yang kotor hahaha... guenya belum jadi, nunggu hidayah datang dulu ;)
InshaAllah, kalau sesuai rencana, foto pas udah dipajang di resepsinya nanti diupdate... semoga lantjar ya Allah... Aamiiiiiinnnnnnn 

Wednesday, April 27, 2016

PAES, Impian masa kecil cah wedok

Dulu... dulu sekali, entah umur tujuh atau delapan, sepupu perempuan kesayanganku menikah. Beliau adalah seorang gadis ayu kelahiran Sragen yang sempat tinggal di rumahku di Jakarta untuk melanjutkan pendidikan dan menjadi teman mainku (waktu itu aku masih Balita, dan memanggilnya 'Nano" karena cadel). Umur tujuh atau delapan, Nano memperkenalkan calon pendamping hidupnya pada ayahku yang merupakan Pak deh-nya, dan kamipun berboyong-boyong mudik ke Sragen untuk menghadiri pernikahan Nano.

Saat itu, aku belum tahu arti menikah, belum tahu mengapa pria dan wanita menikah? Aku hanya tahu bahwa aku dan beberapa bocah lain yang seumuran denganku didaulat menjadi pager ayu. Pager ayu? yang terbayang saat itu hanya pager berwarna merah putih yang mengelilingi sekolahanku dulu.

Pager ayu harus dirias, seru Bu deh-ku, menggiring beberapa cah wedok ke ruangan belakang untuk dirias. Disana kutemui Nano-ku, sudah dirias, cantik... anggun sekali. Beliau mengenakan kebaya kutubaru hitam panjang selutut dan di dahinya ada sebentuk gambar seperti gelombang atau gunungan berwarna hitam pekat. Rambut pendeknya hilang, berganti sanggul dengan sasak tinggi berhias melati. Cantik sekali!

"Apa itu Nano?" aku menunjuk hiasan hitam di dahinya. Nano tersenyum, seraya menjawab, "ini rias pengantin jawa, gadis kecil kalau sudah besar akan jadi manten, Nanti kalo jadi manten, dihias begini wajahnya!"

Aku pun terpesona, meski belum tahu apa itu maksudnya jadi manten, dalam benakku sudah tertanam, kalau nanti jadi manten, ingin seperti Nano!!!

"Adat Jawa, memakai beludru hitam dan hiasan hitam di dahi", itulah yang kukatakan ketika menjawab pertanyaan dari Calon Periasku Nanti.

"Hiasan hitam? Paes?"

Dan itulah pertama kalinya aku mengetahui bahwa hiasan hitam di dahi yang kukagumi sedari kecil itu di sebut Paes. Harap maklum, aku memang berdarah jawa (setengah Minang), namun di rumahku, ayahku yang wong jowo selalu memakai bahasa Indonesia, jadi kurang familiar dengan istilah-istilah baik dari Bahasa Jawa maupun Bahasa Minang.

Pertanyaan berikutnya, "Paes Solo atau Paes Ageng Yogya?"

Hah??? Apalagi itu? Sepupuku wong Sragen, ra ana sing jenenge Paes Sragen opo, Mba? jawabku dalam hati. 

Aku pun menjawab asal,  "Paes Solo, mba!" tanpa tahu bedanya.

Di rumah, aku nanya ke Eyang, eyang Gugel maksute, "Yang, paes ki opo, dan jenise opo wae?"

Jadi, Paesan itu ternyata ada dua jenis, Paesan ala Solo dan Paesan ala Yogya.  Bedanya, hmmm... sulit dijelaskan. Biar Mba Dian Sastro Wardoyo alias Cinta-nya Rangga saja yang menjawab!

Ini Paes Solo Putri, Aduh Mba Dian, Ayuneeee.....
Ini Paes Ageng Yogya, walah... makin ayu mbak'e

Bedanya mungkin kalau Paes Solo ada sasakan rambutnya dan sanggulnya lumayan besar, namun hiasan sanggulnya lebih simpel, sementara Paes Ageng Yogya tanpa sasakan namun hiasan sanggulnya lebih ramai dan wah, serta disekeliling paes dikasih prada emas. Adapula chunduk menthul, atau hiasan sanggul seperti mahkota yang ditusuk ke sanggul, untuk Paes Solo biasanya berjumlah 7 atau 9, sementara paesan ageng Yogya hanya berjumlah 5.

Lalu jenis paes manakah yang dipakai Nano-ku dulu?

Yup, Paes Solo! Aku tak salah menyebut nama, haha... Yah, mungkin alasan aku menjawab Paes Solo juga karena Sragen jauh lebih dekat dengan Solo dari pada Yogya,atau karena Kangmasku saat ini lagi di Solo meneruskan studinya, hahai...

Dan akupun mulai mengkhayal pernikahanku nanti dengan Kangmas memakai Beludru hitam panjang (Aku ndak mau yang selutut, menurutku agak old school, hehe) dan Paes Solo... mantap!

Akupun menghubungi Kangmas, memberitahu riasan dan busana apa yang aku pilih untuk pernikahan kami, jawaban yang kudengar sungguh menghancurkan segala impian, imajinasi, bayangan, dan khayalanku tentang "Menjadi Manten". Beliau tidak mengizinkan aku memakai Beludru Hitam Panjang... dan juga PAESAN! Katanya pakai kebaya Nasional saja, dan karena aku berhijab, nanti pakai hijab biasa saja, ndak usah dimacem-macemi.

Iya sih aku berhijab, tapi sekarang Paesannya bisa dimodifikasi, Ibu Periasnya juga bilang kecil itu mah, haha. Trus kebaya Nasional? OH NO! Beludru Hitamkuuuuuuu.......

Ntah bagaimana nanti akhirnya, aku tak tahu. Yang ku tahu sekarang hanya... mari kita bujuk Kangmas dengan penjelasan yang masuk akal, sehingga beliau mau mengizinkan aku menggunakan Beludru Hitam dan Paes Solo. Karena bagaimana juga kan, inshaAllah, beliau yang akan menjadi imamku nanti... jadi kudu manut. Doakeun aku nggih :)


Monday, March 14, 2016

My Wedding Preparation Part 2: Review Catering, Testfood dan Paket Pernikahan 2016


Hai, Setelah kemaren Kang mas akhirnya ketemu bokap nyokap gue dan secara resmi meminta izin mereka berdua buat melamar gue (acara lamaran direncanakan bulan Agustus 2016), sekarang gue mau sharing tentang catering, testfood dan paket pernikahan yang pernah gue survey dan selidiki di tahun 2016.

Awal tahun 2016 lalu, gue dan Kang mas sudah menentukan waktu yang terbaik bagi kami berdua untuk melangsungkan pernikahan, yang tentunya sudah kami sesuaikan dengan jadwal kosong gedung incaran hasil survey gue sebelumnya (Ini penting sodara-sodara!), yaitu di akhir tahun 2016, dimana Kang mas telah menyelesaikan Skripsinya dan siap kembali ke kantor.

Berdasarkan hasil hunting gedung kemaren, gue memilih Balai Sespimma, Selapa Polri, sebagai Venue pernikahan gue dan Kang mas nanti, dan alhamduliilah Kang mas menyetujuinya. Dikarenakan kita lagi LDR-an, jadi yang hunting dan survey cuma gue sendiri T.T Kang mas tinggal mendengar laporan dan menyatakan persetujuannya. Alhamdulillah selalu ada nyokap, atau adik gue, atau temen gue si Tardut yang siap menemani, trimikisi guys :)

Untuk Catering yang mau gue sambangi dan survey, gue cukup tahu diri dengan budget, jadi gue tidak menyambangi Catering sekelas Puspita Sawargi ataupun Alfhabet demi kemaslahatan kantong dan dompet, hehe. Langsung Ajah ya gue ceritakan pengalaman survey dan testfood gue ;)

Safa Catering (testfood di Masjid Pondok Indah)
Waktu itu gue sebenernya lagi survey Masjid Pondok Indah, dan ternyata hari itu lagi ada dua acara pernikahan, salah satunya pakai catering ini. Marketingnya namanya Mba IIN (085880963696) dan beliau ramah dan cukup informatif. Adat yang dipakai waktu gue testfood adalah adat padang. Paketnya cukup komplit, untuk adat padang sudah termasuk dengan tarian talempongnya yang sangat meriah dan berkesan. Sayang karena rendahnya langit-langit di Masjid Pondok Indah ini, pelaminan adatnya jadi minus atap bagunjuangnya... sehingga membuat nilai venue jadi minus di mata gue. Selain pelaminan, untuk dekorasi Mba IIN tidak menyisihkan makanan khusus untuk testfood, sehingga beliau memperbolehkan kami untuk ngider layaknya tamu lainnya. Menurutnya, makanan sudah dilebihkan untuk para capeng yang mau melakukan testfood. Ini pertama kalinya gue testfood, tapi sebelum-sebelumnya gue sudah pernah kondangan, jadi hasil testfood gue, overall makanan Syafa Catering ini nilainya 7. Menunya padang banget, mulai dari Rendang, Ayam Sambel hijau (Bumbunya enak, cuma ayamnya kecil-kecil), dan lain-lain. Namun ada yang disayangkan yaitu nasi gorengnya terlalu kering dan siomaynya kurang enak menurut selera gue. Harga paketannya untuk 600 porsi per awal tahun 2016 Rp.58.000.000,- belum termasuk organ tunggal dan menurut gue harga doi termasuk murah. Namun gue engga serta merta langsung depe karena seperti layaknya costumer lainnya, tentu gue mau banding-bandingin dulu dong dengan toko sebelah :)

Chikal Primarasa Catering (testfood di Balai Makarti Muktitama)
Balai Makarti Muktitama sebenarnya adalah gedung incaran utama gue karena bentuknya yang berupa pondokan, bakalan dapet banget kalau gue pakai adat Jawa, sayang di sayang... Full Booked untuk tahun 2016. Well, back to catering! Gue pertama kali menghubungi Chikal melalui SMS, dan agak lama beberapa hari baru di balas (Sibuk kali cin, secara ini nomor pemiliknya langsung). Balasannya sekaligus mengundang testfood, dan gue bersama nyokap pun pergi ke Balai Makarti di hari Sabtu Malam. Untuk dekorasi Chikal lumayan okey dan ramai, adat yang dipakai adat jawa full gebyok putih (Jangan minta foto, ane survey jarang ambil foto soalnya) dan riasannya juga bagus (hasil pantauan dari jauh, haha). Untuk makanannya rasanya dibanding catering sebeumnya lebih enak, nilainya 8 lah, tapi nasi gorengnya agak kekeringan sedikit. Gue suka, cuma, harganya buat kantong kita masih agak melebihi budget, tapi kita keep dulu, toh budget bisa diakalin, hehe. (CP: 081386061188)

Naurah Catering (testfood di Makodam UKI)
Soal rasa dan tekstur makanan, menurut gue Naurah Catering sangat TOP, overall nilai 8.5, kecuali chiken cordon bluenya, bukan ga enak, cuma agak ketebalan saja, kelihatan seperti roti goreng. Ownernya mas A Robi pun ramah dan sigap dalam menanggapi pertanyaan. Untuk dekorasi, standarlah, tidak terlalu wuah, juga tidak terlalu apa adanya, lumayan, dan untuk perias, Naurah punya beberapa rekanan yang bisa kamu kepoin di Instagram seperti Sanggar Miladewi, Sanggar Galuh, dan Sanggar Emil Mirza. Harga yang ditawarkan cocok di budget, cuma setelah gue check-check lagi, Paket Pernikahan Naurah engga se All In yang gue mau. Ada penambahan sebesar Rp.1.500.000,- untuk pelaminan full gebyok putih, dan Rp.2.500.000,- untuk Organ tunggal (Kecuali untuk paket 800 ke atas, Organ tunggal Included) dan itu belum termasuk cucuk lampah... jadinya malah out of Budget hahaha (Sedih, padahal udah sukak pake banget sama makanannya). Ya sudah, mari kita melanjutkan pencaharian (CP A Robi: 081389700573/ Mba Novi: 085710633268).

Rizal's Catering Servise (testfood di Masjid Ni'matul Ittikad Pondok Pinang)
Diantara brosur-brosur yang gue dapet pas depe gedung kemaren, salah satunya nyempil brosur Rizal's yang tampak lain dari yang lain karena berani menaruh harganya langsung di brosur yang memang muraaaahhh banget! Bayangkan, untuk 800 Porsi saja cuma Rp.42.900.000 per Februari 2016, sangat menggiurkan bukan? Paket Pernikahannya belum All In, tapi hebatnya Rizal's menyediakan semua pernak-pernik tambahan yang diperlukan seperti Cucuk Lampah, Organ Tunggal, dan lain-lain yang belum masuk dalam paket pernikahannya. Penawarannya pun menggiurkan. Tinggal testfood ajah nih, kalau okey, i'll make a DEAL! Dan hari testfood pun tiba, untuk dekor standar (tahu diri gue, harga murah ga usah ngayal tinggi-tinggi, namun pas coba makanannya... kurang banget menurut gue. Nilainya 6! Tapi itu mungkin selera masing-masing sih ya, jadi kalau memang tertarik, you'd better do the testfood by yourself :) (CP Yeni: 089669505848).

Anggraela Catering And W.O. (testfood di Anjungan Jawa Tengah)
Mulai stress karena belum menemukan Catering yang sesuai di hati dan juga kantong, gue pun kembali melanjutkan pencaharian melalui blog walking yang somehow membawa gue ke situs wordpressnya anggraela (link cari ajah di google ketik anggraela). Seperti Rizal's, Anggraela cukup berani dengan menyantumkan harga pada brosurnya. Dan kerennya lagi, harga yang tertera sudah termasuk gedung. Ada dua jenis Brosur, Paket Mewah Kuning dan Ungu. Untuk harga sewa gedung 1-5 juta, harga yang digunakan pada brosur kuning, sedangkan untuk harga sewa gedung 6-10 juta menggunakan harga pada brosur warna ungu. Untuk sewa gedung lebih dari itu, pakai brosur warna ungu ditambah selisih harga gedung dengan yang sedianya dibayarkan oleh Anggraela. Selain itu Anggraela juga memiliki Paket Ekslusif yang bisa dilihat langsung di webnya. Uniknya anggraela, kalau kamu depe, namun ternyata tidak jadi menggunakan jasanya, depe akan 100% dikembalikan. dan minimal depe hanya Rp.1.000.000,-. Untuk dekor, kalau kamu mau ambil paket mewah, dekor yang diberikan standar, namun bisa diupgrade dengan penambahan 2-6 juta tergantung pelaminan yang diminta. Sedangkan untuk rias dan busana, Anggraela punya butik sendiri, cuma gue kurang suka karena koleksinya belum terlalu banyak dan periasnya bersifat freelance alias bukan perias tetap (ga masalah sih, yang penting hasil riasannya bagus). Selain rias dan busana sendiri, anggraela juga punya rekanan rias yaitu Sanggar Rizqi Kusumo yang menurut aku lumayan oke karena baju-bajunya banyak dan periasnya terlihat profesional. Tertarik? Banget! Tapi testfood dulu yah :) 

Disuatu Sabtu pagi nan cerah, gue, nyokap, dan adik gue pergi ke Anjungan Jawa Tengah untuk testfood. Dekorasinya lumayan, karena semi outdoor, ngebantu banget memperindah penampakan dekorasi anggraela ini. Hasil makanan, well... di bilang enak engga, engga enak juga engga... tapi rasanya masih layak untuk menyuguhi para tamu. Sebagian gubukan makanannya dingin, seperti dimsum dan bakso malang, dan soupnya rada hambar, tapi isinya soup banyak, seperti bakso dan sosis. Kurang lebih nilainya 7. Sayangnya ada satu lagi hal yang bikin gue kurang sreg, bahwa Anggraela bukan rekanan Selapa Polri, dan hanya memberikan charge max. 10%. Padahal di Selapa Polri, rekanan atau non-rekanan, tetap dikenakan charge 15%, itu artinya gue masih kena biaya charge 5%. Walau masih kurang sreg, demi keamanan tanggal yang gue incer, gue pun depe Anggraela sebesar Rp.1.000.000,- dengan harapan akan segera menemukan catering yang bikin gue langsung sreg. 
 
Alisha Anjani Catering and W.O. (testfood di Gedung LAN)
Gue nemu W.O. nya Tante Uti ini (Owner Alisha Anjani) dari hasil blog walking juga. Reviewnya juga engga terlalu banyak, namun entah kenapa, kemisteriusannya justru bikin gue penasaran. Pas gue telepon si Tante ga mau ngasih tahu harga terlebih dahulu, beliau maunya gue lihat dulu performa beliau secara langsung, dan beliau menyatakan soal budget bisa menyesuaikan. Jadilah gue ditemani tardut berangkat ke LAN buat melihat performa si Tante cantik satu ini. Pas dateng, acara belum dimulai, jadi gue bisa melihat dekorasi Alisha Anjani dengan leluasa. Menurut gue, dekorasi Alisha Anjani cukup cantik walau tidak se-wuah catering kelas atas. Dan gue pun mencari si tante diantara banyak orang, alhamdulillah ketemu dengan mudah. Tante Uti langsung turun ke event mengatur semuanya sendiri. Termasuk jemput pengantin dan lain sebagainya. Setelah tidak terlalu sibuk, Tante pun siap buat gue brondong dengan pertanyaan... yang nomor satu tentunya, berapa tan harganya? Tetap saja loh beliau ga mau jawab, gue disuruh makan dulu, nyobain semuanya yang ada disitu, maka gue dan tardut pun mematuhi titahnya. Menurut gue makanan Alisha Anjani ini diluar ekspektasi gue, gue kira bakalan sekelas Anggraela, ternyata, nyam-nyam sekali. Zuppa Soupnya enak dan ada isinya, bukan sekedar soup kental saja dan rasa soupnya pun enak. Gue merasa teramat sangat sreg, kalau kata lagu, akhirnya ku menemukanmu, lah! Untuk rias dan busana, kalau dari hasil blog walking, Alisha Anjani ini sepertinya sangat rekomended sekali. Menurut gue pun demikian melihat pengantinnya tampak anggun namun tidak terlalu menor, Love it! Tapi berhubung si Tante belum nyebutin harga, guepun deg-degan, takut terulang lagi seperti waktu testfood di Naurah, udah sreg... eh harganya engga T.T

Setelah makan, kami menemui tante Uti lagi, beliau membawa kami ke ruang rias yang sudah kosong saat itu. Disanalah si tante menjabarkan tentang jasa cateringnya dan juga HARGANYA! Finnaly... Tante bilang per bulan Februari harganya naik 7 juta, dan gue datang testfood bulan Maret, melihat muka gue pucat, si Tante bilang, tenang... sama kamu masih tante berlakukan harga lama... Alhamdulillah... 

Puas ngobrol-ngobrol, kami pun pamit, dan gue berjanji akan menyambangi sanggar Alisha Anjani segera. Dan dua hari setelahnya, jam makan siang, gue pun ngabur dari kantor demi melihat sanggar Tante Uti. Jadi Alisha Anjani ini sebenarnya nama anak perempuannya Tante Uti, lho... dan keuntungan kalau lo pakai paket pernikahan dari Alisha Anjani, Tante Uti akan memberikan semua yang terbaik. Lo bisa pilih semua kostum yang ada di sana tanpa dikenakan charge lagi, dan juga memilih dekorasi yang paling lo sukai dan segala pernak-perniknya karena yang punya dekorasi adalah suami tante Uti sendiri, periasnya juga boleh pilih-pilih, dan gue direkomendasikan perias yang terbaik menurut Tante Uti. Kalau cuma ambil paket rias, atau menggunakan catering lain, ga semua baju di sanggar boleh di pakai, hanya beberapa yang sudah ditentukan oleh si Tante. 
Calon Baju Manten aku

Calon Baju Manten Kang mas

Alhamdulillah gue sreg banget, Kang mas pun okey, gue depe 10% dari total harga jasa Tante Uti yang akan gue pakai :) Bismillah... CP Tante Uti: 081519405059/0817837757)



Brosur Alisha Anjani
 Updated: Tanggal 3 April 2016 kemaren gue lihat eventnya Alisha Anjani di Gedung Bea Cukai, dan ini Foto Dekorasinya, gue suka banget, semoga pas gue nanti, dekornya bisa sebagus... atau lebih bagus dari ini :)

Dekorasi Alisha Anjani di Gedung Bea Cukai, 3 April 2016
That's All review dari gue, doakan lancar yah hingga hari Pernikahan... Aamiinnn :) 

Hai, berhubung acara resepsi aku sudah terlaksana, aku membuat Review Alisha Anjani Wedding OrganizerCheck it out yaaa :)