Friday, January 27, 2017

Review Honeymoon: NUSA PENIDA TANPA SNORKELING

Jumat Barokah,

Selamat Hari Jumat semuaaaa... kebetulan lagi ga ada kerjaan nih, karena semua kerjaan udah aku kelarin kemaren-maren hehehe (PNS rajin!)

Lagi pengen nulis, tapi lagi ga ada topik dan hidayah... eh, maksudnya topik cerita yang menarik. Ya sudah deh, mari kita bercerita perjalanan honeymoon kemaren!

Tiga bulan sebelum menikah, gue ketemuan sama nenek, bang Rifqy, dan Kak Ria. Mereka adalah pakar backpackeran yang kisah kasihnya dalam hal travelling dan mountaineering lebih banyak dari pada karya Shakespeare, haha

Dalam pertemuan itu, kak ria menceritakan perjalanan terakhirnya ke Nusa Penida yang bikin gue super mupeng banget! Mulailah gue kepoin kak Ria dan tanya-tanya kemaren pakai tour guide apa. Kak ria ngasih contact Mas Black, owner Alam Indonesia Holiday  (IG @alam_indonesia), dan Mas Black ini orangnya responsive dan komunikatif banget. Gue pun booking open trip untuk Tour ke Nusa Penida untuk tanggal 23 s.d. 25 Desember 2016 ke Mas Black.

Sooooo... setelah sebelumnya menghabiskan tiga hari Honeymoon di Bali, hari Jumat pagi aku dan Kangmas memesan Taksi Online menuju Pelabuhan Sanur dengan biaya kurang lebih Rp. 57.000,-. Kami dijadwalkan untuk menyeberang ke Pelabuhan Nusa Penida Pukul 09.00 WITA dengan Fast Boat Maruti Express yang biayanya sudah include pada paket Trip, so gue cuma lapor diri dengan menyebut nama Mas Black dan tiket pun di tangan. Oiya, disini nama Mas Black sakti banget lho... wkwkw

Pukul sembilan kurang, Maruti Express dari Nusa Penida menepi dan langsung menurunkan semua penumpang dan muatannya, lalu kami diperbolehkan naik segera setelah kapal dikosongkan.

Hari itu langit amat cerah, namun menurut warga setempat yang juga menumpang dalam kapal ini, kondisi laut beberapa hari ini sedang buruk. Ombak sangat tinggi sehingga sangat mengganggu aktifitas baik warga lokal maupun turis. Dan benar saja, segera setelah kapal berangkat, dengan kecepatan tinggi, goncangan yang cukup mengerikan segera terjadi disepanjang perjalanan. Kang Mas tampak mulai mual, disusul diriku yang ikut-ikutan mabok. Tepat sebelum tiba di Nusa Penida, kapal diterjang ombak yang sangat besar dan kencang, menyebabkan kapal oleng 90 derajat. Semua penumpang menjerit karena kami hampir saja terbalik. Namun rupanya Allah berkehendak lain, kapal jatuh ke arah normal dan kembali seimbang. Beberapa penumpang muntah-muntah, termasuk Kang Mas (Maaf yan Kang Mas aku maksa ajak ke sini T.T)

Tiba di Nusa Penida, kami disambut oleh Mas Melki yang ditunjuk mas Black sebagai Tour Guide kami. Aku kira akan ada beberapa turis yang akan tergabung bersama kami dalam tour tersebut, secara aku booking open trip untuk minimal sepuluh orang. Niatnya biar lebih hemat, secara open trip itu artinya sharing cost, hoho. Ternyata, tamu Mas Melki kala itu hanya kami berdua yang agak kurang aku percaya karena menurut peraturan jika peserta kurang dari 10 orang, maka trip akan di reschedule atau bila peserta tidak berkenan boleh dibatalkan dan semua pembayaran dikembalikan. Ternyata, Mas Black tetap melayani kami walau peserta hanya ada kami berdua, dan menjadikan open trip kami menjadi private trip yang memuaskan sekali. Secara dulu aku pernak open trip ke Karimun Jawa yang mana perhatian guidenya jadi terpecah karena harus memoto banyak orang. Mungkin karena bertepatan dengan moment natal, saat itu Pulau Nusa Penida sangat sepi dan memang tidak banyak pengunjungnya menurutku. Oiya, Mas Melki ini selain menjadi guide juga merangkap Photographer pribadi kita, lhooo... Thanks to Mas Black dan Mas Melki :)

Mas Melki langsung mengambil alih barang bawaan kami dan mengajak kami beristirahat sejenak di sebuah balai terbuka di Pelabuhan tersebut. Beliau menyuguhi kami dengan segelas teh manis hangat, "Untuk menghangatkan perut Mas, tadi kan habis bergejolak!" ujarnya pada Kang Mas melihat muka Kang Mas agak sedikit pucat.

Setelah tenang, Mas Melki menuntun kami ke arah dua buah motor yang terpakir di pantai dan menyerahkan satu kuncinya ke Kang Mas. Kami pun beriring-iringan menuju Losmen Tenang milik Bu Siti yang ramah banget. Begitu kami datang, kami langsung disuguhi dua piring pecel ayam+tahu yang hangat dan enak banget. Bu Siti menawarkan ruang ber-AC tapi dikenakan tambahan biaya Rp. 50.000,- per hari, yang langsung kami setujui. Namun ternyata uang yang sudah kami bayarkan untuk dua hari kedepan tersebut dikembalikan pada saat kami berpamitan pulang, kata beliau, "Mas Black bilang, biaya AC-nya ditanggung beliau!" It's very kind of you, Mas Black.

Setelah makan, Mas Melki menyebutkan jadwal kami hari ini. Hanya saja, berhubung tamunya hanya kami berdua, Kang Mas pun mengubah total itinerary standard milik Alam Indonesia Holiday semau jidatnya.
"Kita ga usah snorkeling ya, cuacanya buruk, lihat ajah tadi ombaknya mengerikan, lagian aku ga suka snorkeling!"
Titahnya padaku yang sempat menimbulkan keributan yang tentu saja dimenangkan oleh Kang Mas. Jadi Itinerary kami selama tiga hari di sini hanya menyambangi pantai-pantai eksotis Nusa Penida yang bisa ditempuh dengan motor. Itupun tidak semua karena jarak tempuh yang jauh. Rupanya Kang Mas parno naik boat, yang mana kalau kita jadi snorkeling, kita akan kemana-mana menggunakan speed boat yang tentu saja, akan menggoncang dunia, haha.

Selepas sholat Jumat, Mas Melki langsung menjemput kami di losmen. Pantai pertama yang akan kami Kunjungi adalah Pantai Atuh yang merupakan tempat terujung Pulau Nusa Penida. Dan kembali beriring-iringan dengan motor, perjalanan kami ke pantai atuh pun dimulai.

Disepanjang perjalanan aku menikmati udara dan pemandangan yang baru pertama kalinya kulihat itu dengan hati yang amat gembira. Udaranya masih sangat bersih dan cuaca khas pantai yang panas membuatku merasa bebas. Penduduk pulau masih amat jarang. Jarak kampung yang satu dan yang lain masih berjauhan dan di selingi hutan, kebun, sabana, stepa dan berbagai kontur alam yang masih amat natural. Ada tebing, ada jurang. 

Pantai di sepanjang jalan pun sangat lain dari pantai-pantai lain yang pernah aku kunjungi. Airnya sangat bersih dan jernih, hingga warna dasar laut terlihat jelas. Terdapat banyak penangkaran coral yang membentuk kontur pantai di sebagian sisi pulai menjadi berpetak-petak, mengingatkanku dengan Tegalalang Rice field di Ubud, hanya saja ini versi air, haha.

Menurut Mas Melki, perjalanan ke Pantai Atuh memerlukan waktu kurang lebih satu jam perjalanan naik motor dan jalan menuju ke sana masih sangat natural. Dan setelah kurang lebih setengah jam bermotor, aku pun mengerti maksud "Jalanan masih sangat natural" tersebut. Yup, jalan menuju pantai atuh merupakan jalur off road yang penuh bebatuan besar yang rontok dan bongkahan tanah keras serta lubang-lubang yang menganga. Jalurnya berliku, naik dan turun. Membuat Kang Mas menjadi super hati-hati mengemudikan motornya.
"Wah, eman-eman motornya nih!" ujarnya sembari menghindari bebatuan yang rontok.
Perjalanan makin amat sulit jika menanjak ataupun menurun. Aku sebagai penumpang dibelakang saja takut, apalagi Kang Mas yang nyetir ya? Haha. Kang Mas pun berkonsentrasi penuh agar roda motor tidak selip atau terpeleset.

Setelah menempuh semua kesulitan itu, kami pun tiba di Pantai Atuh yang...jeng... jeng... jeng... masih harus ditempuh dengan kaki lagi, menuruni lereng pulau yang terjal dengan tangga buatan seadanya. Huff.

Dengan semangat yang masih tersisa, kami pun menuruni lereng yang rasanya nggak habis-habis itu. Kurang lebih lima belas menit, kami pun tiba di ujung pulau Nusa Penida, Pantai Atuh! Itu pun hanya dilihat dari ujung tebing saja, karena kalau mau turun akan sangat berbahaya sekali!

Tapi ya, subhanallah sekali pemandangan yang disuguhkan di hadapan kami. Kalau kata Band Padi, "Begitu Indaaaaaahhhhh...."

Kami menikmati pemandangan sejenak, dan kemudian, bak Photographer Professional, Mas Melki mengeluarkan kamera Go Pro nya yang imut banget, dan mulai mengarahkan gaya kami. Cekrak-cekrek!



Pantai Atuh
Puas cekrak-cekrek diujung sini, Mas Melki membimbing kami ke spot Pantai Atuh yang lain di dekat Rumah Pohon. Di spot ini ada sebuah Pure yang berdiri lagi-lagi di ujung tebing:
Pure-nya nyempil di belakang, haha

Puas berfoto, kami pun  menikmati Kelapa Muda yang dijual seharga Rp. 15.000,- di sana dan setelah perjuangan berat menanjak lereng pulau untuk kembali ke tempat kami memarkirkan motor, kami kembali ke Losmen. Seharusnya, setelah istriahat dan sholat ashar sebentar di Losmen, kami melanjutkan kembali perjalanan kami. Namun kok ya udah nempel di kasur, badan sulit banget untuk di ajak kompromi. Perjalanan sore itu kami cancel dengan sepihak melalui telepon ke Mas Melki agar beliau tidak datang menjemput. Untung yo Mas Melki pengertian, ngga ngomel itinerary nya di acak-acak, haha.

Keesokan harinya, tepat jam 10.00 WITA, setelah kami disuguhi sarapan Nasi Goreng yang enak banget oleh Bu Siti, Mas Melki kembali menjemput kami. Tujuan kami hari ini ada tiga, yaitu  Kelingking Beach, Broken Beach dan Crystal Bay Beach.

Dengan arah yang bertolak belakang dengan Pantai Atuh, kami pun mengendarai motor kami menuju Pantai Kelingking. Perjalanan menuju Pantai Kelingking tak ubahnya dengan Pantai Atuh, hanya saja durasi perjalanan lebih cepat, tidak sampai satu jam. Setelah perkampungan habis, jalur off road kembali membentang menghadang kami. Dan jalur tersebut jelas tak lebih baik dari jalur menuju Pantai Atuh. Kang Mas kembali harus berkonsentrasi penuh mengemudikan motornya agar tidak selip atau pun terpeleset.

Setibanya di Pantai Kelingking, pemandangan spektakuler pantai tersebut langsung merebut perhatian kami. Pantai ini jauh lebih ramai dari Pantai Atuh yang bisa dibilang hampir tak berpengunjung. Menurut Mas Melki mungkin karena kita datang lebih pagi kali ini, dan jarak tempuh yang tidak sejauh menuju Pantai Atuh juga lebih memancing minat para turis.

Di pantai kelingking ada tiga spot foto yang amat bagus untuk honeymoon moment. Berikut spot-spot tersebut:


Pantai Kelingking
Di pantai kelingking agak ngantri untuk foto-foto di spot-spot tersebut. Setelah Puas berfoto foto di Pantai Kelingking, kita pun melanjutkan perjalanan ke Broken Beach yang mana jalur menuju ke sana tingkat kerusakannya lebih parah dari yang lainnya. Selain masih teramat sangat off road, kontur jalannya pun terus menurun dan cukup tajam. Bebatuan besar bergelindingan dan berhubung cuaca terik, debu-debu berterbangan dan cukup mengganggu mata, jadi jangan lupa memakai kaca mata ya.

Tapi meski demikian, di antara pantai-pantai yang lain, aku paling suka pemangangan di Broken Beach ini. Kontur alamnya sangat unik dan indah, dan tak jauh dari sana ada Angel's Billabong yang penampakannya juga sangat unik dan cantik sekali. Menurut Mas Melki, tahun lalu Angel's Billabong masih diperbolehkan untuk dituruni, namun semenjak ada kejadian seorang wanita hanyut tertarik ombak bersar, turun ke Angel's Billabong sudah dilarang keras :(

Broken Beach

Broken Beach

Angel's Billabong. Ga boleh turun tapi tetap ada yang nekat :)

Angel's Billabong
Sebelum kembali ke losmen untuk istirahat, makan dan sholat, kami menikmati kelapa muda lagi di saung pinggir pantai broken beach ini, di sini harganya lebih mahal, per kelapa Rp. 20.000,- :(

Selepas istirahat, makan dan sholat di losmen, sekitar pukul 04.00 WITA kami melanjutkan perjalanan ke Crystal Bay Beach. Di sini kami mengincar Sun Set. Kali ini jalur menuju lokasi Crystal Bay lebih manusiawi dari yang lainnya, jarak tempuhnya pun hanya sekitar 20 menit. Pantai ini terhitung masih sangat sepi. Mungkin memang karena cuaca buruk, jadi pengunjung pulau lebih sedikit dari biasanya. Dan berhubung cuaca buruk pulalah, sun set yang kita tunggu tidak se-spektakuler biasanya menurut Mas Melki :(

Crystal Bay Beach

Waiting for the Sun to set
Kami menunggu sekita dua setengah jam sampai pemandangan sang mentari tenggelam tersuguh di hadapan kami. Aku ngga tahu biasanya se-spektakuler apa, tapi menurutku, apa yang kusaksikan ini adalah yang paling spektakuler, indah sekali, apalagi disaksikan bersama Kang Mas tercinta :)

Setelah gelap karena matahari benar-benar telah menghilang di telan laut, kami pun berbalik, kembali pulang ke losmen. Perjalanan pulang agak-agak spooky karena pulau yang sepi dan jalanan yang tanpa penerang. Tapi berhubung aku sama Kang Mas, aku sih bahagia-bahagia ajah. Hahaha

Besok paginya, setelah menikmati pemandangan pantai di depan losmen dan sarapan, sekitar jam 08.30 WITA kami berpamitan dengan Bu Siti sang pemilik losmen. Kami menyudahi perjalanan kami di Nusa Penida di hari Minggu pagi, tanggal 25 Desember 2016, karena Kang Mas memotong itinerary snorkeling. Seharusnya hari minggu ini jadwal kami snorkeling seharian. Setelah berkemas, kami pun diantar Mas Melki kembali ke pelabuhan untuk di antar Maruti Express kembali ke Sanur. 

Perjalanan pulang dengan Maruti Express kali ini lebih baik, ombak tidak terlalu ganans, mesti tetap saja kami tergoncang-goncang. Kata penduduk sekitar, kalau pagi ombak memang lebih tenang dari pada sore hari. Selama kurang lebih setengah jam kami pun berlabuh di Pantai Sanur. Segera setelah turun, kami mengisi perut dengan semangkuk Sop Ikan Laut Mak Beng yang ternama dengan kelezatannya itu. Nyammm...

Begitulah kisah kami di Pulau cantik nun jauh di sana. Well, Nusa Penida, i'd love to comeback :)

Wednesday, January 18, 2017

Pengalaman Test TORCH di Prodia RSIA Bunda

What a wonderful day...

Hari ini, tepat satu bulang setelah hari pernikahan kami, Kang Mas sidang Skripsi, dan dari pagi perut eykeh agak-agak kurang beres karena deg-degan menunggu hasilnya (yang sidang siapa, yang deg-degan siapa!), yang alhamdulillah wa syukurillah... Kang Mas LULUS dengan gemilang! Akhirnya Kang Mas sebentar lagi balik ke Jekardah.

Di hari ini pula, usia ayahku bertambah satu tahun, Selamat hari lahir bapake, mugi berkah umur barune, panjang umure, bahagia dan sehat selalu, aamiin.

Daaaannn.. tepat di hari ini pula hasil test TORCH-ku di Lab. Prodia RSIA Bunda keluar!!! Lengkap sudah...

Ngomong-ngomong soal test TORCH, meski usia pernikahan kami belum ada seumur jagung, tapi kami berkomitmen untuk sedini mungkin melakukan persiapan kehamilan. Mungkin ada yang berpikiran lebay banget baru nikah sebulan udah tas tes ini itu, kepengen banget punya anak yah? Iyak! hahaha... dan bukan hanya itu sebenarnya. Well, persiapan nikah ajah aku sebegitu detail-nya, apalagi mau punya anak. Menurutku punya anak itu suatu tanggung jawab yang besar banget, dan itu bukan hanya dimulai ketika kita sudah dinyatakan positif hamil saja, tapi sebelum hamil pun, tanggung jawab itu sudah ada.

Apalagi dengan riwayatku yang seorang penyayang kucing miaw miaw. Aku pernah selama kurang lebih sebelas tahun memelihara kucing jantan di rumah. Dan selama memelihara si kucing yang bernama Kimmi Totte ini, tidak sekalipun doi pernah disuntik anti virus toxoplasma. So, wajar kalau aku ketar-ketir diam-diam mengidap virus Toxoplasma dalam tubuhku yang dapat mengganggu proses kehamilan bahkan mengancam keguguran. Ngeri sekali!

Lalu, hari Sabtu tanggal 14 Januari 2017 kemarin, berangkatlah aku ke RSIA Bunda di Menteng. Sebelumnya aku sudah menghubungi RSIA Bunda untuk membuat perjanjian dengan dokter kandungan. Untuk informasi saja, di RSIA ini walau tidak membuat perjanjian, tetap dilayani, tapi lebih aman lagi kalau sudah membuat perjanjian karena dokter-dokter disini lumayan laris, jadi antriannya mesti panjang. Aku sudah buat ajah masih antri, hufh!  Ketika membuat perjanjian via telepon, operatornya tanya mau ke dokter mana? Dan sebenarnya jadwal dokter ini sudah terpampang nyata di Website RSIA Bunda, jadi tinggal pilah pilih ajah tuh. Nah, berhubung aku wanita bekerja yang hanya punya waktu libur di hari Sabtu dan Minggu, jadi aku pun melihat jadwal hari Sabtu yang mana tak satupun dokter yang praktek di hari Sabtu ini ada yang berjenis kelamin wanita, hufh lagi! Karena bingung dengan mana dokter yang akan aku pilih, aku pun men 'search' nama mereka satu-satu di google.

Dan ternyata dokter-dokter itu beken-beken semua di dunia peribuhamilan internet. Makin bingunglah eykeh. Lalu setelah blog walking kiri kanan, akupun memutuskan untuk memilih dr. Taufik Jamaan H., Sp.OG yang review atas beliau bisa di check di sini.

Lanjot. Dengan abang Ojek Online yang selalu setia menemani (Jangan tanya Kang Mas ke mana! lagi ngerjain skripsi di Solo!), aku pun meluncur ke RSIA Bunda. Aku ga tahu kalau kudu antri sepagi mungkin dan jadilah diriku mendapat nomor antrian paling buntut. Dan dengan sabar akupun mengantri.

Setelah lama menunggu (Ciyus, lama banget!), namaku pun di panggil. This was my first time ever masuk ruangan dokter kandungan. Mana cowok pula dokternya, grogi banget sis! Di dalam, dengan ramah dr. Taufik menyambutku. Beliau menanyakan tujuan kedatangan, kapan tanggal terakhir menstruasiku, riwayat keguguran, dan riwayat penyakit gula. Dokter Taufik menyuruhku berbaring untuk melakukan test Ultrasonography untuk melihat keadaan rahimku. And that was my first Ultrasonography moment! Rasanya kurang menyenangkan yah, haha...

Hasilnya alhamdulillah rahimku normal dan tak terdapat kista maupun mium di sana. Namun untuk mengetahui apakah aku mengidap Toxoplasma, Rubella, dan Herpes simplex virus II (HSV-II), perlu dilakukan test darah di laboratorium. Dokter Taufik pun memberi rujukan untuk melakukan test TORCH minus Cytomegalovirus (CMV) di Laboratorium Prodia yang berada di RSIA Bunda tersebut. Aku tidak tahu kenapa minus test terhadap Cytomegalovirus (CMV), mungkin pertimbangan dokter tidak diperlukan untuk test tersebut.

Setelah itu dokter menuliskan status kesehatanku di buku pasien, memberikan surat rujukan untuk test TORCH di Laboratorium Prodia, dan resep vitamin Ovacare dan esfolat untuk kuminum sebagai suplemen persiapan kehamilan. Beliau juga menyusruhku datang kembali bersama SUAMI pada H+12 setelah hari pertama menstruasi bulan berikutnya (Kang Mas mana Kang Mas?)

Laboratorium RSIA Bunda memang hanya bekerja sama dengan Prodia, jadi setelah keluar dari ruang periksa, aku pun menuju counter (atau ruang? lebih mirip counter soalnya) Prodia yang mana tidak ada antriannya sama sekali. Aku langsung dilayani oleh staf Prodia, dan ditanya pertanyaan yang hampir sama dengan yang ditanyakan dokter Taufik. Setelah itu aku dibawa ke ruangan lain untuk di ambil darahnya. Pihak prodia menjanjikan hasil test keluar dalam 4 hari ke depan.

Setelah semua proses  selesai dilakukan, aku pun membayar semua biaya di kasir dengan rincian sebagai berikut:

  1. Sonoprinter Toshiba (Poli)                                                       Rp.  20.000,-
  2. Konsultasi dengan 1 Tindakan                                                  Rp. 350.000,-
  3. Buku Status                                                                               Rp.  35.000,-
  4. Biaya Alat Ultra Sonografi                                                       Rp. 175.000,-
  5. Biaya Umum Rumah Sakit I                                                      Rp.   60.000,-
  6. SRT SENSI GLOVES M                                                          Rp.    1.200,-
  7. UNDERPADS DIAPRO 60X90                                               Rp.    9.100,- 
                • TOTAL             Rp. 650.300,-
Lalu untuk biaya test TORCH di Prodia per tanggal 14 Januari 2017 sebagai berikut:
  1. Hematologi Lengkap                                                                Rp. 221.000,-
  2. HEMATOLOGI KHUSUS BUNDA                                         Rp.            0,-
  3. ACA IgM                                                                                 Rp. 772.000,-
  4. Glukosa Sewaktu                                                                     Rp.   39.000,-
  5. HBsAg                                                                                     Rp. 177.000,-
  6. Anti-Toxoplasma IgG                                                              Rp. 324.000,-
  7. Anti-Toxoplasma IgM                                                             Rp. 324.000,-
  8. Anti-Rubella IgG                                                                     Rp. 352.000,-
  9. Anti-Rubella IgM                                                                    Rp. 444.000,-
  10. Anti-HSV2 IgM                                                                       Rp. 352.000,-
                • TOTAL           Rp. 3.005.000,-
Mahal yak!!!! Argh! Mana diriku tidak ikut asuransi individual apapun lagi, dan BPJS pastinya tidak menanggung untuk hal-hal seperti ini. Jadi mari kita mengencangkan ikat pinggang demi si Buah Hati yang sehat walafiat dan bahagia :)

Dan hari ini, tanggal 18 Januari 2017, disela-sela jam istirahat makan siang, lagi-lagi dengan Abang Ojek Online, aku meluncur ke RSIA Bunda di Menteng. Perjalanan hanya memakan waktu sekitar 15 menit dan setibanya di sana langsung menuju counter Prodia dan menyerahkan bukti pembayaran yang kusimpan. Tidak ada 5 menit, hasil test sudah berada di tanganku yang hasil test TORCH minus Cytomegalovirus (CMV) nya sebagai berikut:

  1. Anti-Toxoplasma IgG      Non Reactive
  2. Anti-Toxoplasma IgM     Non Reactive
  3. Anti-Rubella IgG             Positive dengan konsentrasi 40.5
  4. Anti-Rubella IgM            Negative
  5. Anti-HSV2 IgM               Negative
Pada surat hasil test tertulis yang dapat menginteprestasikan hasil tersebut hanya dokter, tapi berhubung jadwal aku ke dokter masih sebulan lagi, aku pun dengan kepo bertanya ke staf Prodia maksud dari hasil test ini, terutama Anti-Rubella IgG yang positive dengan konsentrasi super tinggi tersebut.

Menurut staf Prodia, tidak terdapat riwayat virus Toxoplasma dalam darahku. Alhamdulillah! So Girls, memelihara kucing belum tentu terkena toxoplasma lho yaaaa... asal bersih dan makanan kucingnya matang, InshaAllah aman. Yup, meski tidak pernah di suntik anti toxoplasma, keluargaku hanya memberikan makanan matang untuk Totte kucingku yang sudah almarhum tiga tahun yang lalu :(

Selanjutnya, Anti Rubella yang positive itu yang IgG, artinya aku pernah terkena virus Rubella yang merupakan penyebab penyakit Campak Jerman. Aku pribadi tidak ingat pernah terkena campak jenis ini, aku hanya pernah terkena cacar di usia 17 tahun. Tapi berhubung campak jenis ini menyerang balita dan remaja, mungkin aku pernah terkena sewaktu bayi dulu, atau cacar yang kuderita ketika usiaku 17 tahun ternyata bukan cacar, tapi campak jerman. haha... entah lah. Namun yang jelas saat ini Anti-Rubella IgM nya negative, yang artinya virus tersebut sudah tidak ada lagi dan aman buatku untuk melakukan program kehamilan. Demikian pula dengan virus herpes, alhamdulillah :)

Demikianlah tulisanku soal test TORCH dan pemeriksaan awal dalam rangka progam kehamilanku, semoga bermanfaat.

Trimikisi for reading :)

Wednesday, January 4, 2017

Review Acara Lamaran

Sekali Lagi, Happy New Yeaaaaaaarrrr...

Hehe, mumpung kerjaan masih belum hectic di awal tahun, enaknya nge-blog sambil review-review yang belum di-review ahhh... apalagi hujan-hujan begini... hihi

So, hasil ketuk pintu oleh Kang Mas dan keluarganya dulu kan acara lamaran diselenggarakan H-2 sebelum Wedding Day, jadilah diriku ekstra banget rempongnya, ya ngurusin nikahan... ya ngurusin lamaran. Belum lagi mamake pusing tujuh keliling menghubungi keluarga yang rumahnya jauh-jauh, nomor telpon mereka pun tak simpan. Missunderstanding dipihak keluargaku pun tidak terelakkan. Banyak yang tidak terhubungi sehingga mungkin merasa diabaikan, mangapunten mba-mba, mas-mas, pak deh bu deh, bukan maksud, tapi memang kita keteteran hehe... Tapi Alhamdulillah, pas hari H, baik lamaran maupun Wedding Day, semua keluarga dapat hadir, dan segala bantuan dan doanya sangat berarti sekali, maturnuwun nggih para sadulur, love you All :)

Back to the topic, kita mulai dari dekorasi rumah... Well, berhubung Kang Mas wanti-wanti soal kesederhanaan, dan setelah kroscek sana sini soal harga vendor dekor yang lumayan juga, gue pun memutuskan, "Ga usah pake vendor ini itu lah yaaa... kreasi sendiri ajah!"

Gue pun kepa-kepo di instagram soal bunga kertas yang lagi IN banget, banyak banget akun IG yang memasarkan jasa bunga kertas, mulai dari yang mahalnya kurang ajar, sampai yang yah... ga murah-murah amat sih, tapi mendinganlah. Gue tiba di IG-nya @paper_flower_jkt ownernya bernama Yana, dan lumayan ramah walau kurang responsif dalam membalas What's Up. Di vendor ini bunganya bisa dibeli satuan ataupun paketan, dan setelah aku hitung-hitung untung rugi dan keindahan model bunga yang ditawarkan, aku pun ambil paket bronze seharga Rp. 500.000,- dengan rincian sebagai berikut:
 
Paket Bronze yang dikirim dengan menggunakan go-car ke rumahku :)

Sebenarnya vendor ini juga menyediakan jasa dekorasi yang menurutku cukup murah, tapi sayang karena aku ordernya kurang dari 14 hari, team dekorasi Paper Flower Jakarta sudah full booked. Hiks! Ya sudah mau bagaimana lagi, terpaksa kita gunakan jurus "Kreasi Sendiri!" pun lebih hemat haha... (capeng iritnya keluar).

Hari sabtu seminggu sebelum hari lamaran yang jatuh di hari Jumat, 16 Desember 2016, aku pun meluncur ke toko Artland di Poin Square lantai paling atas (lupa ada berapa lantai). Beli Sterofoam ukuran 1m x 1m, tebal 30 cm sebanyak 3 lembar, lem sterofoam, lem fox, kertas crepe warna putih, gunting, cutter, serbuk rumput warna pink (serbuk buat rumput yang biasa dipakai para arsitek dalam diorama mereka), dan beberapa perintilan lain buat kreasi perintilan acara wedding (Pulpen hias buat temannya buku tamu yang nanti aku bahas di blog tersendiri soal Review Perintilan Pernikahan). Lalu, pada hari Minggunya, dibantu adik perempuanku, aku pun membuat Backdrop untuk bunga-bunga kertas yang sudah kupesan sebelumnya di IG @paper_flower_jkt.

Backdrop ala Diah dan Adiknya haha
Yah, untuk Backdrop dengan modal Rp. 700.000,- lumayan laaaahhhhh.... (menghibur diri).

Selanjutnya untuk prasmanan, berhubung kita sekeluarga ga mau repot, kitapun setuju untuk menggunakan jasa catering langganan kantor nyokap yang dekat dengan rumah, yaitu Nurma Catering di daerah Pondok Pinang, Jakarta Selatan. Makanannya tergolong enak dan komplit untuk prasmanan, ada salad buah yang isinya anggur, strawberry dll, dan puding cokelatnya enak banget! Hanya saja untuk harga menurut saya tergolong mahal kalau dibanding Catering Alisha Anjani dengan kualitas rasa yang menurutku lebih enak yang aku pakai di Wedding Day. Harga perporsi di Nurma Catering untuk menu yang sama Rp. 65.000,- sementara Alisha Anjani membandrol harga hanya Rp. 60.000,-/porsi. Kan lumayan selisih lima ribu, haha. 

Berikutnya Rias dan Busana. Untuk rias, karena aku pede dengan kemampuanku merias diri, aku tidak memakai jasa perias apapun, cukup aku sendiri berkutat di depan cermin, hehe. Untuk kreasi hijab pun aku mengandalkan tutorial di Youtube. Biar hijabnya nggak sepi-sepi banget, aku order headpiece dengan warna senada kebayaku di IG @nikefariancraft seharga Rp. 75.000,- yang cantik banget. Hasil riasanku pun ternyata lumayan memuaskan, tamu-tamu banyak yang memuji dan yang menanyakan siapa periasnya, dan dengan gaya iklan Rejoice, aku menjawab, "Make Up Artist? Ah, aku hanya dandanan sendiri kok, ga pake MUA!" hahay. Lumayaaaaan ga keluar kocek buat Make Up. (Aku seirit ituh!).


Ganjen sendiri di depan cermin :D
Busana, nah, kalau ini bingung juga gimana ngiritnya ya... soalnya aku tetap pengennya kebaya dengan bahan prada berwarna dusty pink, yang notabene harganya lumayan hahaha... Jadilah aku dan mamake ngobok-ngobok Toko Fancy di Pasar Mayestik yang paling deket dengan rumah. Dapat bahan yang sesuai keinginanku, dan langsung dibawa ke tukang jahit yang berada di lantai 3, Pasar Mayestik. 
Adapun Biaya untuk bahan:

Kebaya Prada dusty pink with glitter (biar hemat ga usah pake payet cari yang berglitter):
2,25m x Rp.115.000,-= Rp. 258.750,- (lagi ada diskon di Fancy, harga asli Rp. 180.000,-/m)
Batik untuk Kemeja Kang Mas dan Kain Wironku = 4,5m x Rp 99.000,-= Rp. 445.500,-
Ongkos Jahit Kebaya= Rp. 500.000,-
Ongkos jahit Wiron= Rp. 200.000,-
Ongkos Jahit Kemeja Kang Mas= Rp. 200.000
Diskon dari penjahit= Rp. 100.000,- (Hasil nawar lebih tepatnya hahaa) 
Total= Rp. 1.504.250,-

Dan beginilah hasil penampakan Rias dan Busanaku dan Kang Mas:

Aku dan Kang Mas
MUA: Eyke sendiri, Theme: Natural
Selanjutnya Master of Ceremony, ada Mbakyuku yang cukup berpengalaman yang memandu acara yang berjalan lancar malam hari itu, trimakasih Mbak yuuuuu...

Susunan acara:
1. Shalat Magrib bersama (Acara dimulai Ba'da Magrib)
2. Pembukaan oleh MC
3. Sambutan dari Pihak CMP
4. Sambutan dan Penerimaan dari pihak CPP
5. Tukar cincin
6. Penyerahan Seserahan
7. Ramah Tamah (Perkenalan dan Makan Malam bersama)
8. Penutupan
9. Doa

Untuk seserahan aku tinggal terima beres, keluarga Kang Mas yang mengurusnya, aku juga ga banyak request ke Kang Mas soal apa saja isi seserahannya, yang jelas kemarin yang dikasih ke aku lengkap, semua ada, sampai-sampai bingung taruhnya dimana. Sementara angsul-angsul dariku hanya berupa masakan berupa rendang dan ikan kakap asam manis, berbagai macam snack dan cakes, dan buah-buahan yang diserahkan ke pihak keluarga Kang Mas ketika keluarga besarnya bersiap undur diri.

Ternyata segala keribetan itu, segala kerempongan itu, segala deg-degan itu berakhir dengan... semudah itu. Ya Allah, Alhamdulillah... 

Memang yah, segala sesuatu itu jauh lebih memuaskan kalau diurus sendiri, meski lelah, meski ribet, meski pusing... semua terbayar, dan aku bahagia banget!!!

Yup, begitulah review aku untuk acara Lamaranku yang serba irit dan diurus sendiri haha. Terima kasih sudah mampir :))