Tuesday, January 25, 2011

Sisi Lain Kebun Raya Bogor

Ada yang belum pernah main-main ke Kota Bogor??? Ckckck, kalau ada, bener-bener keterlaluan. Secara Bogor deket banget githu loh dari Jakarta (Sindiran ini hanya berlaku bagi mereka yang tinggal di Jakarta saja :D). Bagi yang tinggal di Jakarta Selatan, cukup naik Bus dari terminal Lebak Bulus yang beranama Agramas, busnya fully berwarna merah, ongkosnya cuma Rp. 11.500,- sekali jalan.

Ada yang belum pernah main ke kebun Raya Bogor??? Ckckck, kalau ada gue cuma mau bilang kemana ajah mbak, mas, oom, tante? hari gini belum pernah ke Kebon Raya!! (Masa kecilnya pasti kurang bahagia!! Sotoi mode: ON!)

Kali ini gue sebagai penghuni bogor selama lebih dari tiga tahun ini mau bercerita tentang Kebon Raya yang jadi Trademark-nya kota bogor.

Biasa, anak perantauan (asal Jakarta ngantor di Bogor tetep dapet julukan perantau, lho!) kalo lagi minggu-minggu gini kagak mudik ke kampung (baca: Jakarta) gue biasanya nge-mall di Botani Square. Tapi berhubung Sepupu ama ponakan gue tiba-tiba nongol di Bogor, mau jalan-jalan sih ngakunya. Terpaksa gue jadi guide mereka. Kemana kita??? Kalo anda di bogor, tujuan pertama pasti kebon raya, kuliner, dan ngubek-ngubek FO. 

Kuliner dan ngubek-ngubek FO nanti ajah, sekarang gue mau nulis tentang The Exotic Botanical Garden Of Buitenzorg a.k.a Kebon Raya Bogor.

Kalo orang normal atau umum kebanyakan memilih masuk ke Kebon Raya dari Gate Utama yang besar yang terletak di depan Pasar Bogor dan bersebelahan dengan Museum Zoologi. Kalau gue kurang hobby dengan Gerbang Utama. Gue lebih menyukai gerbang kecil yang berada di sisi kanan Kebon Raya yang  berada di Jalan IR. Juanda, atau persisnya di samping Kantor Pos Bogor yang jadi lokasinya Lukman Sardi berperan sebagai Ikal dalam Film Sang Pemimpi. Ingetkan adegan dimana Lukman Sardi sempet jadi tukang pos??? 

Ga mantap kalo udah nyampe di Bogor, dan bentar lagi mau memasuki area Kebon Raya Bogor kalo ga membeli satu cup ES DURIAN. Harga per cup-nya beda-beda, tergantung dimana lo belinya. Kalau di pasar anyar satu cup-nya gocengan, kalo beli di depan FO tujuh ribuan. Nah, kalo belinya di depan gate kecil yang ga begitu ramai ini, harganya Rp. 6.000,- Karena masih sepi dan abangnya juga baru buka sepertinya, kami minta tambahan ektra durian yang dengan senang hati dikasih ama abangnya (Mungkin faktor muka kita-kita nu geulis pisan kali, yaaa.... makanya abangnya jadi baik hati!!! :D)

Lanjot, memasuki gerbang jangan lupa beli tiket. Htm/orang kalo jaman gue bikin buku tahunan dulu (sebenarnya baru beberapa tahun yang lalu, kok!!) cuma goceng, sekarang kudu bayar Rp. 10.000,-. Inflasi, man. Emang cuma harga emas ajah yang boleh naik???

Yang gue suka dari masuk kebon raya lewat gate ini adalah bahwa kita bisa langsung menemukan jalan setapak masuk ke hutan yang jarang dilalui orang. Orang normal biasanya nyuekin jalan setapak ini, karena selain becek, gelap, dan creepy, jalan setapak itu benar-benar seperti jalan memasuki hutan belantara. Suasananya membuat orang bergidik melihat ratusan pohon bambu dan pohon-pohon tua besar menaungi jalan setapak itu.

Bukannya kita ga normal, ya!!! Tapi emang kita bukan orang biasa, wekekeke.

Dengan takut-takut sambil mulut komat-kamit baca-baca dzikir kita melangkahkan kaki ke jalan setapak itu. Makin ke dalam suasana makin remang. pohon-pohon makin lebat dan jalan menjadi bercabang. kekanan dan ke kiri. Baik ke kanan ataupun ke kiri dua-duanya tidak ada yang meyakinkan, creepy semua!!! Awalnya kita mau mengambil langkah ke arah kanan. tapi tiba-tiba  gue menangkap sebentuk taman dari kejauhan. Dari tempatku berdiri, taman itu tidaklah seperti taman kebanyakan. Ada beberapa bentukan seperti bangku taman yang serpertinya bukanlah ukiran bangku taman jaman sekarang. Dari jauh taman itu seperti taman jaman bahela. Buatan Kompeni, mungkin?

Kamipun memutuskan untuk mendekati taman tersebut, yang ternyata makin di dekati, makin jelaslah bentuknya. Yang semula gue sangka bangku taman ternyata bukan. Those were gravestontes. What???

Ternyata sodara-sodara, itu adalah makam belanda!!! Keren banget deh, sekaligus creepy. Berhubung waktu foto-foto pake kamera kakak sepupu gue dan doi lagi jauh di sana, gue ga bisa tampilin dokumentasi versi gue. But it wasn't an HOAX!!! Gue cariin gambar dari mbah google. Here we go!!



















Di papan itu lengkap banget informasinya. Berdasarkan informasi tersebut gue tahu ternyata makam itu bahkan sudah ada sebelum kebun raya didirikan tahun 1817. Makam Cornelis Potsman seorang ahli kimia Belanda tahun 1784. It has been soooooo loooooong and ancient!

Ada juga beberapa makam orang penting lainnya dan diantara tokoh itu ada yang terdapat dalam buku sejarah SD kita dulu. Salah satunya adalah makan Gubernur Hindia Belanda pada tahun 1836-1840 DJ De Eerns. Makam paling baru adalah makan seorang ilmuwan bernama Prof.Dr. Andre Joseph Guillaume Henri Kostermans, seorang ahli botani yang wafat pada tahun 1994, yang teramat mencintai Kebun Raya sehingga ia mewasiatkan agar jikalau wafat nanti dapat di makamkan di komplek makam belanda ini. Total makam seluruhnya ada 42 unit, namun hanya 38 unit saja yang dapat dikenali.

Ini beberapa gambar hasil googling dari si Embah: 



Lanjot!!!
Lagi asyik-asyiknya foto-foto di makam ini, kita di kejutkan oleh adanya penampakan!!! hehe, ternyata di makam itu kita tak sendiri. Sepasang Insan yang bukan muda-mudi lagi sedang memadu kasih di sebuah bangku yang ada di sisi taman tersebut. Dari jauh mereka terhalang oleh salah satu gravestone yang tinggi menjulang, jadi ga terpantau oleh kita sebelumnya. 

Ckckckc... Oom dan Tante itu, ga bisa lihat tempat sepi. Itukan MAKAM dan di TENGAH HUTAN, ga takut ke sambet apa??? Tapi suka-suka merekalah, hahaha... punten ya Oom... Tante...

Kami pun melanjutkan perjalanan. Tidak jauh dari sana, karena kita masuk dari gate samping, kita bisa langsung menemukan danau kecil yang memisahkan Kebon Raya dan Istana Bogor. Wuihhh... Istana Bogor dari sini terlihat begitu dekat dan indah. Just like White House!!!


 Di dekat danau ini terdapat tugu Reinwardt.Prof. Caspar Georg Karl ReinWardt adalah ilmuwan botani dan kimia asal Jerman dan menjadi warga Belanda. Beliau merupakan Pengarah Pertama Kebun Raya yang didirikan pertama kali pada tahun 1817 yang diresmikan oleh Gubernur Jenderal Godert Alexander Gerard Philip Van Der Cappelen.

Kita pun melanjutkan perjalanan. Terobsesi melihat Istana Bogor dari dekat, kami pun menuju Gerbang Hitam yang langsung menuju Istana. Sayang sekali, gerbang ini sepertinya tak pernah di buka!!!

Kita pun melanjutkan perjalanan melintasi tepi danau hingga melewati sebuah monumen dari Ollivia Rafles. Beliau ini adalah istri dari Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles yang wafat pada tahun 1814 dan di makamkan di Batavia.

Hari sudah terik sekali, meuni haredang pisan eui. Tapi tetap kita melanjutkan perjalanan. Selanjutnya Pencarian Jembatan Merah yang berada di sungai Ciliwung yang melintasi tepat di tengah kebun raya. Jembatan ini terkenal dengan legendanya yang bisa membuat hubungan dua sejoli menjadi putus. Hehe, untung gue ke sini ama sepupu and ponakan gue. Damai!!! 

Masalahnya ada dua jembatan. dan dua-duanya berwarna merah. Lalu yang manakah? Dua-duanya kita kunjungi. Dan gue pun mulai narsis di salah satu jembatan yang paling dekat letaknya dengan gerbang utama. Disinilah gue mendapata keanehan pada foto gue!!! Cekik Dot!

Ini adalah gambar original gue di jembatan merah pertama, Yang aneh adalah ini...

 













Lihat baik-baik daerah yang gue lingkarin pake warna merah!!! Kalau gue crop trus di zoom, hasilnya begini:
Nah, lho!! Siapa tuh tante-tante yang ngintip???? Ikut-ikutan narsis ajeh deh lu, Tan!!! Wakakakaka...
(Btw, Satpam gue bilang, daerah itu dekat dengan makamnya Mbah Jambrong!!! Saha deui eta teh, Pak Satpam???)

Lanjut ke Jembatan merah yang satu lagi. Nah, jembatan inilah yang katanya bisa merusak hubungan. Jaraknya juga lumayan jauh dari jembatan Mbah Jambrong tadi (Lho? Seenaknya ganti nama!!!) Lumayan bikin peugeul lha.

Ke jembatan ini ngelewatin petilasannya mbah siapa githu, gue ga paham yang begitu-begituan. Ininih wujud jembatan legendaris itu:

Melintasi jembatan itu pasangan kekasih bisa langsung putus. Jadi, buat elo-elo yang emang mau putus tapi ga tega mutusin pasangan lo, langsung ajah dateng ke sini! Htm cuma ceban doang! Paling kalo pasangan lo ga terima, doi tinggal nyebur ke sungai dari jembatan itu, trus jadi tante-tante penunggu jembatan yang nyantronoin elo tiap malem jum'at... hihihihiiiiiiiiii!!!!

Dari jembatan ini, kita pun langsung menuju sebuah lapangan rumput yang besaaaaarrr sekali, dimana banyak keluarga bersantai dan bocah-bocah kecil berlarian. Terdapat danau yang cantik sekali buat jadi latar foto-foto narsis kita. Di sana juga terdapat Cafe De Daunan yang T.O.P banget pewenya. ditambah lagi pemandangannya. Cuma soal harga, entar dulu deh... Gue mending jalan terus dari Cafe itu, trus keluar melalui gerbang yang yang munculnya di Jalan Pajajaran. Dari sana Botani Square sangatlah dekat. mending gue makan di sana deh, biar pemandangannya seret, tapi menunya komplit dan harganya ga buat kantong gue kering. Di emperannya juga banyak makanan yang bermutu, kok!

Okeh, itu dulu perjalanan lokal, murah, meriah, tapi ga bikin muntah gue. See ya next time :')

No comments:

Post a Comment