Kenapa Incredible??? Yaaaaa... begitulah, words are not enough to explain, haha
Belum baca kisah kita sebelumnya? Check dulu Bangkok, One Night Stand Part 2
Belum baca kisah kita sebelumnya? Check dulu Bangkok, One Night Stand Part 2
Meski demikian akhirnya kami pun tiba di
Pattaya City. Kota ini seperti Patong Beach, hanya saja tiga kali lebih
ramai, dan tiga kali lebih "Blink-blink!". Dengan menggunakan Googel
Maps kami mencari letak motel yang telah kami Booking.
Kami
berjalan cukup jauh, namun anehnya kami yang biasanya protes kalo disuruh
jalan dari depan komplek ke rumah saja, kali ini melangkah dengan pasti
walau tubuh sudah sempoyongan. Akhirnya kami menemukan motel tempat kami
menginap, yaitu Siam Guest House. Setelah menaruh barang bawaan dan
menyantap makanan yang kami order dari Ayutthaya, kami pun kembali
mengarungi jalan sekitar pukul delapan malam guna mencari makan (Ga
semua dari kami pesan makanan take away di Ayutthaya).
Kami
pun menuju Pantai yang sekali lagi, kalau di banding dengan pantai di
sepanjang garis pantai Indonesia, engga ada apa-apanya. Namun Pantai ini
cukup membuat kami terkena Culture shock yang cukup akut.
Bagaimana tidak? sepanjang jalan di Pattaya Beach itu, para waria a.k.a
Lady boy a.k.a Kathoey dan para wanita cantik tuna susila berjejer
menjajakan diri. Bule-bule maupun tourist dari berbagai bangsa
berseliweran dimana-mana, saling belai dan bermain mata.
Astaghfirullohal 'adzim, kami salah pilih tempat bermain
saudara-saudara. Nasi sudah menjadi bubur, kami sudah disini, mari kita
menjaga diri dan menikmati malam yang singkat di negeri nan jauh ini,
halah...
Kami berjalan di antara bule-bule
dan waria-waria, juga wanita-wanita yang sedang bertransaksi. Ada yang
menolak, namun ada yang langsung menerima, dunia oh dunia...
Kami
masuk ke KFC di salah satu Mall, Bli Sagit dan Jaya langsung memesan
makanan sementara kami memesan Beverages. Setelah makan kami kembali
melangkah mengarungi malam yang gemerlap di Pattaya. Semakin jauh kami
melangkah, semakin gemerlap dan hingar bingar suasana. Hingga kami
melihat gerbang masuk besar bertuliskan, "WALKING STREET!" Uh yeah!
Suasana
di Walking Street itu benar-benar mengharukan. Ribuan Bar dengan
musiknya yang keras dan memekakan telinga, lampunya yang gemerlap
berkelap-kelip dan para wanitanya yang menjajakan diri secara
terang-terangan di sepanjang jalan di walking street ini. Ratusan orang
menyodorkan brosur yang isinya bukan makanan, tapi service yang
memuaskan syahwat terutama lelaki. Gue ajah pas di sodorin, malu baca
isi menunya! Damn!!!
A Glimpse Of Walking Street, Pattaya City
Etalase-etalase bukan berisi
manekin, tapi para wanita cantik (Bule maupun lokal) yang sedang
berputar-putar pada palang melakukan striptease secara live sehingga
para pelancong di luar bisa menonton tanpa harus masuk ke Bar, well
mereka engga totally naked sih, you want more? Go inside!
Massage
shop di Patong Beach jelas tidak ada apa-apanya di sini. Gue
denger-denger para PSK ini termasuk cukup murah loh, bisa hanya 200 Baht
untuk bermalam bersama mereka? Anda berkenan? Kalo ke lima PackerBeau
yang jalan bersama kita ada yang berkenan, udah habis kita bantai trus kita ceburin
ke laut!!!
Jalan itu bagai tiada akhir, kegilaan di sana
makin menjadi, berbagai tontonan menarik di sajikan para pekerja seni
jalanan di jalan itu, seperti sulap, balet dan lain-lainnya di selingi
para PSK dan waria yang juga sedang sibuk berjualan. Malam itu WAH buat
kami.
Akhirnya ujung jalan terlihat, setelah puas
berfoto-foto ria di tulisan besar Pattaya City, kami pun memutuskan
untuk kembali ke motel, secara hari sudah menjelang tengah malam pula.
Namun yang jadi masalah, selain jalan yang jauh memutar, hanya Walking
Street-lah jalan kami kembali. Dengan mind set go straight forward, kami
pun melangkah dengan kecepatan super kembali mengarungi Walking Street
yang seolah tak pernah mati.
Akhirnya kami berada di
jalan normal. Normal di banding Walking Street, tapi tetap parah di
banding jalanan normal kebanyakan. Kami mampir ke Sevel seperti biasa,
mengisi persediaan, dan melangkah cepat ke Motel yang rasanya jauh
sekali. Sesampainya tanpa babibu kami mandi dan pergi tidur. Besok
adalah hari Sabtu, 19 Oktober 2013, hari terakhir kami mengarungi
Thailand.
GOING CRAZY TO ALL OVER BANGKOK CITY
We seriously can't stop.
Pagi-pagi buta seperti biasa kami berjuang melawan kantuk. Sebuah Mini Bus menjemput kami tepat jam setengah enam pagi. Kami pun diantar menuju pool Bus yang menuju ke Svarnabhumi Airport. Bus tersebut sangat bagus, spacious dan nyaman. Bus melaju selama kurang lebih satu jam ke Svarnabhumi Airport. Jangan salah paham, ya! Kami ke airport ini bukan karena kami memiliki jadwal flight pesawat kemana pun, tapi kami hanya berniat melakukan sightseeing saja. Haha...
Svarnabhumi sangat megah dan mewah, jujur kalo gue disuruh terbang sendirian balik ke Indonesia dari sini, gue pasti bakal nyasar. Kami pun berfoto-foto ria. Setelah puas kami pun menuju airport Skytrain Station dan dengan Skytrain kami menuju Makkasan Station. Kami transit ke Phetchaburi MRT Station dan langsung menuju Hua Lampong dengan MRT.
Svarnabhumi sangat megah dan mewah, jujur kalo gue disuruh terbang sendirian balik ke Indonesia dari sini, gue pasti bakal nyasar. Kami pun berfoto-foto ria. Setelah puas kami pun menuju airport Skytrain Station dan dengan Skytrain kami menuju Makkasan Station. Kami transit ke Phetchaburi MRT Station dan langsung menuju Hua Lampong dengan MRT.
Setelah tiba di @Hua Lampong Hotel, kami kembali check in dan bergegas untuk mengganti pakaian kami dengan yang baru karena dari kemarin kami masih menggunakan pakaian yang sama. Setelah semua siap kami pun kembali menuju MRT station.
Dengan MRT kami menuju Si Lom Station, lanjut naik BTS dari Sala Daeng Station ke Saphan Taksin Station, dari sana menyebrangi Taksin Bridge menuju dermaga, naik River Boat dengan bendera berwarna biru, tarifnya 40 Baht per orang, lalu langsung menuju Pier No.8 Tha Tien. Tujuan Kami adalah Wat Arun nan cantik. Dengan Boat kecil kami menyebrang ke Komplek Wat Arun.
Di Wat Arun sebagian dari kami sudah mulai berbelanja. Disini kabarnya cinderamata harganya lebih miring dari Chatuchak Weekend Market, tapi enggak selamanya. Hati-hati terhadap penjual nakal yang hobby melakukan scam. Ada satu toko di bagian paling depan menuju pintu keluar kalau kita dari dalam komplek candi, dia terpisah sendiri dari toko-toko cinderamata lainnya. Toko ini harganya lebih miring dan tidak melakukan scam. Kita bahkan bisa menawar dalam bahasa Indonesia karena sang empunya toko sepertinya sudah banyak bertransaksi dengan tourist dari Indonesia.
Puas bermain di Wat Arun kami kembali menyebrang menuju Tha Tien Pier dengan perahu kecil dan dari sana kami melintasi pasar menuju Wat Pho. Di pasar ini banyak yang menjual minuman jus buah murni dan segar dengan harga antara 20 - 30 Baht. Cobain Jus Mangga sama Sticky Rice with manggo nya deh, nyummiiii....
Ongkos masuk Wat Pho cukup mahal, 100 Baht per orang, dalam rangka penghematan untuk belanja nanti sore di Chatuchak, kami pun mengutus Har Sejong saja yang masuk, dan yang lain menunggu sambil jajan kudapan di depan komplek Wat Pho.
Setelah Har kembali dari Wat Pho Expedition-nya, kami pun melanjutkan perjalanan menuju The Grand Palace. Hati-hati, di sini harus rapi jali dan ngga boleh sembarangan. Kami yang tadinya bersemangat 45 mau menjelajah The Grand Palace, harus urung karena tiket per orang lumayan mahal 500 Baht, dan kali ini tak seorang pun berkenan menjadi utusan untuk masuk ke dalam (Kami Backpacker Bokek, hahaha!).
Akhirnya kami hanya berfoto-foto di sekitar halaman komplek The Grand Palace, lumayan keren juga kok (menghibur diri).
Jakarta dengan sejuta kisahnya...
Kita Untuk Selamanya ( A Jounal )
Retaled Post :
Komplek Wat Arun |
Puas bermain di Wat Arun kami kembali menyebrang menuju Tha Tien Pier dengan perahu kecil dan dari sana kami melintasi pasar menuju Wat Pho. Di pasar ini banyak yang menjual minuman jus buah murni dan segar dengan harga antara 20 - 30 Baht. Cobain Jus Mangga sama Sticky Rice with manggo nya deh, nyummiiii....
Komplek Wat Pho |
Ongkos masuk Wat Pho cukup mahal, 100 Baht per orang, dalam rangka penghematan untuk belanja nanti sore di Chatuchak, kami pun mengutus Har Sejong saja yang masuk, dan yang lain menunggu sambil jajan kudapan di depan komplek Wat Pho.
Setelah Har kembali dari Wat Pho Expedition-nya, kami pun melanjutkan perjalanan menuju The Grand Palace. Hati-hati, di sini harus rapi jali dan ngga boleh sembarangan. Kami yang tadinya bersemangat 45 mau menjelajah The Grand Palace, harus urung karena tiket per orang lumayan mahal 500 Baht, dan kali ini tak seorang pun berkenan menjadi utusan untuk masuk ke dalam (Kami Backpacker Bokek, hahaha!).
Akhirnya kami hanya berfoto-foto di sekitar halaman komplek The Grand Palace, lumayan keren juga kok (menghibur diri).
The Grand Palace |
Puas narsis di The Grand Palace, kami pun beranjak menuju Halte Bus. Dengan Bus bernomor 44 dan ongkos sebesar 16 Baht per orang kami menuju Chatuchak Park, The Weekend Market. Time for Shopping!
Setelah hampir satu jam berkendara, kami pun tiba. Langsung saja naluri belanja kami, terutama Packerbelle, bergelora. Dalam sekejap kami sudah tersebar ke berbagai penjuru. Kalau pintar menawar, belanja kaos di sini bisa sekitar 80-100 Baht per potong. Dan Miss OMG Tari kalap hingga membeli tiga lusin kaos di sini.
Kami belanja hingga senjapun larut. Setelah berkeliling mencari warung Makanan halal di Ruko Blok 16 yang ternyata tutup, kami pun menemukan warung kebab. Setelah kenyang, dengan tentengan di kiri dan kanan berkantong-kantong plastik oleh-oleh buat mereka yang menanti di Tanah Air, serta kaki super kebas mati rasa, kami berjalan ke Mo Chit dan langsung menuju Hua Lampong dengan MRT.
Waktu masih agak sore ketika kami sampai di @Hua Lampong Hotel, 20.30 waktu Bangkok. Setelah mandi, kami packing. Karena besok jam setengah lima pagi kami akan kembali pulang. Perjalanan kami telah berakhir malam ini. Bli Sagit dan Jaya akan terbang langsung ke Bali dari Dong Muang Airport. Itu artinya malam itu adalah "Malam terakhir bagi kita" (langsung joget Dangdut) dapat bertegur sapa secara langsung. Entah kapan kita bisa berjumpa mereka lagi.
Kami yang tersisa akan transit dulu di KLIA (nemenin Har Sejong gara-gara pesawat yang ke Pekan Baru transitnya hanya di KLIA) untuk kemudian terbang ke Jakarta.
.
Us!!!
Documentary of Packerbe
Retaled Post :
- Bangkok, One Night Stand Part 2
- Patong Beach, One Night Stand Part 1
- PackerBe Goes Here And There (Thailand & Malaysia Edition)
Diaah.. kok lo tau sih tuh harga nya 200 baht per night? Hotel kita di hua lamphong aja 400baht per night..
ReplyDeleteHasil Riset, penyelidikan, dan Investigasi Mbah Google Ska! Haha, Ska mau???
ReplyDelete